Rabu, 08 Juni 2011

Keajaiban Itu Ada Pada ASI, Bukan Susu Sapi

E-mail Cetak PDF
Mendapatkan air susu ibu (ASI) merupakan salah satu hak asasi bayi. Sejak awal kelahiran bayi seharusnya mendapatkan ASI. Dibandingkan dengan air susu mamalia lain, ASI mengandung semua nutrisi terbaik yang dapat memenuhi semua kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, terutama kecerdasannya. "Komposisi ASI sejak awal keluar berubah-ubah sesuai kebutuhan bayi baru lahir," kata dr.I Gusti Ayu Partiwi, Sp.A, dalam acara seminar mengenai Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif dalam Mendukung MDG's, yang diadakan oleh Departeken Kesehatan.
Ketika bayi baru lahir, payudara ibu hanya menghasilkan cairan bening yang berisi kolostrum. Cairan ini berjumlah sedikit dan mengandung zat antibodi untuk menangkal penyakit. "Jumlahnya sedikit karena antibodi memang tidak perlu banyak-banyak. Lagipula lambung bayi masih sangat kecil," kata dokter yang akrab disapa dr.Tiwi ini.
Ia menambahkan, ASI mengandung nilai nutrisi yang secara kuantitas seimbang serta secara kualitas sangat unggul. Komposisi nutrien yang terkandung dalam ASI sangat tepat untuk tumbuh kembang bayi.
"Jika dibandingkan dengan air susu sapi yang mengandung protein 3,4 persen, protein dalam ASI memang lebih rendah, hanya 0,9 persen. Ini karena protein diperlukan tubuh untuk mengembangkan otot. Manusia tidak butuh otot banyak-banyak karena kita bukan sapi yang perlu membajak sawah," tutur dokter yang menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas ASI dari Ikatan Dokter Anak Indonesia ini.
Sementara itu kandungan laktosa di dalam ASI jauh lebih tinggi dibanding susu sapi. Laktosa dalam susu manusia mencapai 7 persen, sedangkan pada sapi hanya 4,8 persen. Fungsi laktosa ini adalah untuk mielinasi otak atau menghantarkan rangsangan yang sangat penting untuk kecerdasan.
"Stimulasi atau rangsangan pada bayi baru lahir hanya didapatkan melalui proses menyusui karena bayi hanya sensitif pada kelima pancara indera. Jika diberi susu formula mahal saja bayi tidak akan pintar. Ia harus dirangsang melalui pelukan, dekap, dan ditatap matanya," jelas dr.Tiwi.
Keuntungan lain dari ASI adalah mengandung DHA, asam lemak omega 3, serta mengandung enzim-enzim yang mampu mencerna DHA. "Di dalam susu formula memang ada DHA, tapi tidak ditemukan enzim yang sama seperti dalam ASI karena lipase, enzim ini baru dihasilkan saat bayi berusia 6-9 bulan," tuturnya.
Penelitian juga menunjukkan, bayi-bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang terkena alergi. "Ini karena ASI mengandung protein whey yang akan melindungi dinding usus bayi," ujarnya.
Saat ini masih sedikit bayi yang bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, beberapa bayi justru diberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi. Padahal ASI itu untuk otak sedangkan susu sapi untuk otot seperti penjelasan di atas..(fn/km/dt)

www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar