Kamis, 22 Desember 2011

Cara Jitu Berkomuniasi dengan Anak

   
AP
Cara Jitu Berkomuniasi dengan Anak
Ayah dan anak (ilustrasi)

 Berkomunikasi dengan anak itu susah-susah  gambang. Banyak keinginan mereka yang tak diketahui oleh orang dewasa. Mereka memiliki kepribadian dan perasaan yang berbeda dengan orang dewasa.

Oleh karena itu, perlu adanya teknik untuk bisa memahami  apa yang dirasakan dan keinginan anak. Ada tiga tips sederhana yang mungkin bisa dilakukan untuk bisa memahami bagaimana dunia anak:

Pertama, definisikan dunia mereka

Penting sekali untuk mengetahui dunia anak dari sudut pandang anak, bukan orang tua. Orang tua perlu berbicara dengan bahasa yang paling sederhana dengan anak-anak. Dari pada memulai pembicaraan dengan bahasa yang rumit dan seolah ‘menggurui’, akan lebih baik untuk bertanya dengan bahasa mereka.

Sebagai contoh, jika melihat seorang anak yang murung karena orang tuanya bercerai, jangan mengatakan "aku tahu kamu sedih atas apa yang menimpa orang tuamu".  Cobalah bertanya hal yang sederhana "Arya, menurutmu apa yang kau lakukan jika kau seorang ayah?”

Mengajukan pertanyaan itu, selain bisa mengetahui pendapat sang anak, juga bisa menguak apa yang tersembunyi di benaknya.  Jika orang tua membangun situasi yang bisa meluapkan emosi mereka, anak akan menjadi nyaman. Ia akan bersikap lebih terbuka dan bisa menceritakan lebih dalam situasi pribadinya.

Kedua, berbagi dengan dunia mereka
 

Bermain adalah teknik paling kenvensional namun jitu untuk mengungkapkan emosi anak.  Sesuaikan dengan usia anak. Bermain ‘ibu-ibuan’ mungkin ide yang cukup bagus untuk bisa memahaminya. Anak memainkan peran orang tua, sementara orang tua memainkan peran lain. Amati setiap eskpresi dan emosi yang diberikan. Dengan begitu, orang tua bisa melihat bagaimana pandangan anak terhadap orang tua.

Ketiga, masuki dunia mereka

Seni menjadi suatu metode efektif untuk berkomunikasi dengan anak. Kebanyakan anak akan menggambar ketika mereka tidak nyaman berbahasa verbal. Mulailah meminta anak menggambar yang menunjukkan kesehariannya. Jika anak merasanya nyaman, mungkin Anda juga perlu untuk menunjukan gambar Anda padanya. Saling berbagi gambar, saling berbagi emosi.

Sumber : http://www.republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar