Perang yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi atas ghazwah (gazwah) dan sariyah (sariyyah). Ghazwah adalah perang yang dipimpin oleh Nabi SAW, sedangkan sariyah adalah perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Nabi SAW.
Para ahli sejarah Islam berbeda pendapat tentang jumlah ghazwah dan
sariyah. Ada beberapa ghazwah dan sariyah dalam sejarah Islam, antara
lain sebagai berikut :
Ghazwah | | Sariyah |
al-Asyirah | 2 H | | Abdullah bin Jahsy | 2 H |
Badar | 2 H | | Abdullah bin Unais | 3 H |
Bahran | 3 H | | Abdurrahman bin Auf | 6 H |
Bani Lihyan | 6 H | | Abu Auja' | 7 H |
Bani Mustaliq | 6 H | | Abu Bakar | 7 H |
Bani Qainuqa | 2 H | | Abu Salam | 3 H |
Banu Quraizah | 5 H | | Abu Ubaidah bin Jarrah | 6 H |
Bani Sulaim | 3 H | | Ali bin Abi Thalib | 10 H |
Buwat | 2 H | | Bani Asad | 4 H |
Daumat al-Jandal | 4 H | | Basyir bin Sa'ad al-Ansari | 7 H |
Fath al-Makkah | 6 H | | Bi'ru Ma'unah | 6 H |
al-Gabah | 6 H | | Ghalib bin Abdullah al-Laisi | 7 H |
Hamra' al-Asad | 3 H | | Hamzah bin Abdul Muthalib | 1 H |
Hunain | 8 H | | Hasma | 6 H |
Khaibar | 7 H | | Ijla' Bani Nadir | 4 H |
Khandaq | 5 H | | Ka'b bin Umair al-Gifari | 8 H |
al-Kidr | 3 H | | Muhammad bin Maslamah | 6 H |
Mu'tah | 8 H | | Qirdah | 3 H |
Safwan | 2 H | | Raji' | 4 H |
Sawiq | 2 H | | Sa'd bin Abi Waqqas | 1 H |
Tabuk | 9 H | | Ubaidah bin Haris | 1 H |
Ta'if | 8 H | | Ukasyah | 6 H |
Uhud | 3 H | | Umar Bin Khattab | 7 H |
Widan | 2 H | | Zaid bin Haritsah | 6 H |
Zat ar-Riqa' | 3 H | | Zat ar-Riqa' | 4 H |
Zi Amr | 3 H | |
|
|
Perang Badar (17 Ramadan 2 H) Perang
Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar
merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin
Quraisy Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan
perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy.
Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum
muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam peperangan
ini kaum muslim memenangkan pertempuran dengan gemilang. Tiga tokoh
Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah bin Rabi'ah,
al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti
Ali bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib.
adapun di pihak muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.
Perang Uhud (Syakban 3 H) Perang
Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum
Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas
dendam kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin
Walid mendapat bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi
Muhammad SAW segera mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang
yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar
Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 orang
Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang tersisa, Nabi SAW
melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai dengan
perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan
tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut
memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan
ini dan menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit
dan porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh.
Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi
SAW terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi
SAW) meninggal terbunuh.
Perang Khandaq (Syawal 5 H) Lokasi
Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini
juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq
melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi
Muhammad SAW. Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu,
orang Yahudi juga mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri dari
Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja', Bani Sulaim, Bani Sa'ad dan Ka'ab bin
Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil.
Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita
penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera
menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh.
Salman al-Farisi, sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman
tentang seluk beluk perang, mengusulkan untuk membangun sistem
pertahanan parit (Khandaq). Ia menyarankan agar menggali parit di
perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukman musuh akan
terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil menghambat
pasukan musuh.
Perang Khaibar (7 H) Lokasi
perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang
untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering
mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan.
Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng
pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan memutuskan
aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil dan akhirnya
pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai daerah Khaibar.
Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar.
Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan
menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.
Perang Mu'tah (8 H) Perang
ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian
wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Penolakan ini disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi
SAW kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin
Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu'tah karena terjadi di desa
Mu'tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim mendapat
kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan
Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut,
antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid
mengambil alih komando dan menarik pasukan muslim kembali ke Madinah.
Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan muslimin dari kepungan musuh
membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim,
Asyja', Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam karena melihat
keberhasilan dakwah Islam.
Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H) Fath
al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini
adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah
hancur akibat kalah perang di Mu'tah. Kaum Quraisy beranggapan
Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi, maka mereka
mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza'ah yang berada dibawa
perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan
pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak
mendapat perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang
dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan
akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.
Perang Hunain ( 8 Safar 8 H) Perang
Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri
dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini
terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain
merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah.
Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam
sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian
menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan
muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.
Perang Ta'if (8 H) Pasukan
muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain,
sampai di kota Ta'if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota
yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi
Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh
wilayah Ta'if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang
merupakan sumber daya alam utama penduduk Ta'if. Penduduk Ta'if pada
akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan Islam.
Perang Tabuk (9 H) Lokasi
perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan
Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh
Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun
pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian
menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa
itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama
Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya
jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi
berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk
setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam
barisan Islam.
Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H) Perang
ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah
SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran
fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut.
Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani
Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan.
Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum
muslim apabila dibutuhkan.
Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H) Perang
ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam sejarah Islam. Sariyah
ini berlangsung di dataran rendah al-Bahr, tidak jauh dari kota
Madinah. Perang ini melibatkan 30 orang muslimin dan 300 orang Quraisy.
Pasukan muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan pasukan
Quraisy dipimpin Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini tidak menimbulkan
korban karena segera dilerai Majdi bin Amr.
Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H) Sariyah
ini berlangsung di al-Abwa', desa antara Mekah dan Madinah. Kaum muslim
berjumlah 80 orang, sedangkan kaum Quraisy berjumlah sekiyat 200 orang.
Kaum muslim (semuanya Muhajirin) dipimpin Ubaidah bin Haris, sedangkan
kaum Quraisy dipimpin Abu Sa'ad bin Abi Waqqas sempat melepaskan anak
panahnya. Peristiwa tersebut menandai lepasnya anak panah pertama dalam
sejarah perang Islam.
Sariyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H) Perang
ini dipimpin Abdullah bin Jahsy, sedangkan kaum Quraisy dipimpin Amr
bin Hazrami. Perang ini terjadi di Nakhlah, antara Ta'if dan Mekah.
Kaum muslim berhasil membunuh Amr bin Hazrami dan menahan dua orang
Quraisy sebagai tawanan perang. Kaum muslim juga memperoleh harta
rampasan perang dan membawanya ke hadapan Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW
menyatakan bahwa beliau tidak pernah menyuruh mereka berperang karena
pada bulan Rajab diharamkan untuk membunuh atau melakukan peperangan.
Peristiwa tersebut kemudian digunakan oleh kaum Quraist untuk memfitnah
dengan mengatakan kaum muslim melanggar bulan suci. Pada saat itu turun
firman Allah SWT surah al-Baqarah (2) ayat 217 yang menjelaskan tentang
ketentuan berperang pada bulan Haram (bulan Rajab)
Sariyah Qirdah (Jumadilakhir 3 H) Sariyah
Qirdah berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di Nejd (Arab Saudi).
Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang kuda, dipimpin oleh Zaid bin
Harisah. Sariyah Qirdah bertujuan untuk menghadang kafilah Quraisy dari
Mekah. Perang ini berhasil dimenangkan kaum muslim dengan menyita harta
kaum Quraisy. Harta tersebut kemudian dijadikan ganimah (harta rampasan
perang), yang merupakan ganimah pertama dalam sejarah perang Islam.
Sebagian orang musyrik yang tidak melarikan diri selanjutnya dibawa ke
Madinah dan akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
Sariyah Bani Asad (4 H) Sariyah
ini berlangsung di Gunung Bani Asad, di sebelah timur Madinah. Nabi
Muhammad SAW memerintahkan kaum muslim untuk menghadang Bani Asad yang
berencana untuk menyerang Madinah. Nabi SAW menganjurkan agar pasukan
muslim berjalan pada malam hari dengan menempuh jalan yang tidak biasa
dilalui orang. Pasukan muslim yang dipimpin Abu Salam al-Makhzum dan
terdiri dari 150 orang berhasil menyergap musuh. Mereka juga
mendapatkan ganimah (harta rampasan perang) dari pihak Bani Asad.
Sariyah Raji (Safar 4 H) Sariyah
ini berlangsung di Raji', yakni suatu daerah yang terletak di antara
Mekah dan 'Asfan dan melibatkan pasukan muslimin melawan pasukan Bani
Huzail. Perang ini dilatarbelakangi oleh rencana pemimpin Bani Huzail,
Khalid bin Sufyan bin Nubaih al-Huzali,untuk menyerang Madinah. Nabi
Muhammad SAW memerintahkan Abdullah bin Unais meneliti kebenaran
rencana tersebut. Abdullah kemudian membunuh Khalid dan melaporkan
kejadian itu kepada Nabi Muhammad SAW. Bani Lihyan, cabang Bani Huzail
merencanakan balas dendam atas terbunuhnya Khalid. Mereka meminta agar
Nabi Muhammad SAW mengirimkan beberapa sahabat untuk memberi pelajaran
agama Islam kepada mereka.Nabi Muhammad SAW mengabulkan permintaan itu
dan mengirimkan enam orang sahabat beserta rombongan utusan Bani
Lihyan. Keenam sahabat disergap oleh pasukan Bani Huzail di Raji'. Para
sahabat itu sempat mengadakan perlawanan, namun tiga orang terbunuh dan
tiga lainnya ditawan oleh musuh. Tiga orang sahabat yang ditawan
selanjutnya dibawah ke kaum musyrikin Mekah dan akhirnya dibunuh.
Sariyah Biru Ma'unah (Safar 4 H) Sariyah
Bi'ru Ma'unah berlangsung di wilayah timur Madinah antara kaum muslim
dan Bani Amir. Nabi Muhammad SAW mengutus Amir bin Malik (Abu Barra'),
seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya menolak untuk memeluk
agama Islam, beserta al-Munzir bin Amar dari Bani Sa'idah untuk
memimpin 40 orang tentara yang terdiri dari para penghafal Al-Qur'an.
Rombingan tersebut berjalan sampai di Bi'ru Ma'unah, yakni suatu daerah
antara Bani Amir dan Bani Salim. Mereka mengirimkan surat kepada Amir
bin Tufail, pemimpin Bani Amir, melalui seorang anggota pasukan yang
bernama Haram bin Malhan. Amir bin Tufail membunuh Haram bin Malhan,
sehingga memicu peperangan antara kedua belah pihak. Kaum muslim
mengalami kekalahan dalam sariyah ini karena semua pasukan gugur,
kecualil Ka'b bin Zaid al-Ansari. Rabi'ah, anak Abu Barra', membunuh
Amir bin Tufail dengan sebilah tombak sebagai balas dendam atas
kematian ayahnya.
Sariyah Ijla' Bani Nadir Sariyah
Ijla' Bani Nazir merupakan sariyah yang dilakukan sahabat Nabi SAW
untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka.Latar belakang
tindakan ini adalah niat Bani Nadir untuk membunuh utusan Nabi Muhammad
SAW. Utusan Nabi SAW tersebut ingin menyelesaikan maslaah pembunuhan
yang dilakukan Amr bin Umayyah, kabilah Bani Amir dan sekutu Bani
Nadir, terhadap dua orang muslimin. Tindakan pengusiran ini semula
tidak mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab, epmimpin Bani Nadir,
tetapi karena diancam akan diserang oleh kaum muslim akhirnya mereka
mau pindah daerahnya. Nabi SAW memberi jaminan keselamatan atas harta
benda dan anak-anak mereka sampai keluar dari Madinah. Sebagian dari
Bani Nadir menetap di Khaibar dan di Syam (Suriah).
Sariyah Zi al-Qissah Sariyah
berlangsung di Zi al-Qissah, sekitar 24 mil dari Madinah, antara kaum
muslim dan Bani Sa'labah. Bani Sa'labah berencana menyerang peternakan
kaum muslim di Haifa', suatu tempat yang jauh dari Madinah. Setelah
mengetahui rencana tersebutm pasukan muslimin segera menyerang Bani
Sa'labah dengan mengirim 10 orang yang dipimpin oleh Muhammad bin
Maslamah. Pasukan pertama itu gagal menjalankan tugas karena mereka
dibunuh ketika beristirahat di pinggiran desa. Muhammad bin Maslamah
melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya Nabi
SAW mengirimkan pasukan kedua di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Bani Sa'labah melarikan diri ketika Abu Ubaidah sampai di tempat itu.
Sariyah Ka'b bin Umair al-Gifari (8 H) Latar
belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musyrikin di Zat Atlah,
suatu tempat di Syam (Suriah),terhadap ajakan beberapa utusan Nabi
Muhammad SAW untuk memeluk agama Islam. Nabi SAW mengirimkan 15 tentara
untuk menyerang mereka. Pertempuran tersebut berlangsung sengit, dan
akhirnya semua pasukan muslim menjadi syuhada, kecuali Ka'b bin Umair
al-Gifari (pemimpin perang) yang dapat menyelamatkan diri.
Sejarah Agama Islam yang panjang
meninggalkan beberapa tempat bersejarah yang masih dapat dilihat sampai saat
ini. Tempat bersejarah tersebut sangat penting artinya bai umat Islam karena
mempunyai nilai historis yang tinggi. Berikut ini adalah beberapa bangunan dan
tempat bersejarah bagi umat Islam yang terletak di wilayah Jazirah Arab.
1.
MASJIDIL HARAM Masjdilharam,
yang terletak di tengah kota Mekah, merupakan masjid tertua di dunia. Masjid
ini selalu ramai dikunjungi umat Islam untuk beribadah salat, umrah, haji dan
belajar ilmu agama. Masjidilharam mempunyai tujuh menara dan 19 pintu gerbang
yang masing-masing mempunyai nama tersendiri seperti Bab as-Salam (pintu
salam), tempat orang yang pertama memasukinya dan akan melakukan tawaf; dan Bab
as-Safa (pintu Safa), pintu ke luar menuju Bukit Safa untuk melakukan sai. Di
dalam Masjidilharam terdapat Ka'bah, maqam Nabi Ibrahim AS, Hajar Aswad (batu
hitam), dan sumur zamzam.
2. MASJIDIL
AQSHA Masjid tertua kedua di dunia setelah
Masjidilharam. Masjidilaksa terletak di dalam suatu kompleks di kota Yerusalem,
Palestina. Masjidilaksa disebut dalam Al-Qur'an karena berkaitan dengan
peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW melakukan Isra (perjalanan malam hari)
dari Masjidilharam ke Masjidilaksa, sebelum bermikraj ke Sidratulmuntaha.
Masjidilaksa termasuk di antara masjid yang perlu dikunjungi oleh kaum muslim
sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW. Dalam kompleks Masjidilaksa terdapat pula
Qubbah as-Sakhrah atau Masjid Umar (The Dome of the Rock). Masjidilaksa
dibangun di atas lokasi Kenisah Sulaiman atau Haykal Sulaiman (tempat ibadah
Yahudi)
3. MASJID
NABAWI merupakan masjid pertama yang
dibangun Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah. Lokasi Masjid Nabawi
adalah di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid Nabawi dibanngun pada Rabiulawal
1/September 622. Pada masa Nabi SAW dan al-Khulafa ar-Rasyidun (empat khalifah
besar), Masjid Nabawi berfungsi sebagai tempat beribadah, menurut ilmu dan
merencanakan kegiatan kemasyarakatan. Hingga kini, jemaah haji selalu berziarah
ke makam Nabi SAW yang terletak di dalam kompleks Masjid Nabawi. Selain itu, di
Masjid Nabawi terdapat pula makam Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab.
Pada bagian lain dari Masjid Nabawi terdapat taman (raudah) yang terletak di
antara bekas rumah Nabi SAW dan mimbar.
4. SAFA DAN
MARWAH terletak di sebelah selatan dan
utara Masjidilharam, Mekah. Bukit Safa dan Marwah merupakan tempat Siti Hajar,
istri Nabi Ibrahim AS, mencarikan air untuk anaknya, Ismail AS. Siti Hajar
berlari mendaki Bukit Safa kemudian turun menuju Bukit Marwah sampai tujuh kali
dan akhirnya secara tiba-cita keluarlah air zamzam dari dalam tanah. Peristiwa
ini kemudian diabadikan umat Islam dengan melakukan sai (lari-lari kecil) pada
saat menunaikan ibadah haji.
5. GUA HIRA adalah suatu celah sempit di Gunung Hira atau Jabal an-Nur
(Gunung Cahaya). Lokasi Gua Hira terletak di pinggir jalan menuju Ji'ranah,
kkurang lebih 6 km di sebelah timur laut kota Mekah, Arab Saudi. Gua ini
digunakan Nabi Muhammad SAW untuk bertafakur dan beribadah sebelum menjadi nabi
dan menerima wahyu pertama dari Allah SWT sekaligus dinobatkan sebagai rasul.
6. ARAFAH adalah
padang pasir yang dijadikan tempat pelaksanaan wukuf (berdiam diri sejenak)
bagi jemaah haji. Padang Arafah terletak sekitar 25 km dari Mekah, Arab Saudi.
Di tempat ini, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah terakhir tentang inti
ajaran Islam. Di tengah-tengah padang Arafah terdapat bukit-bukit kecil yang
dinamakan "Jabal ar-Rahmah" yang dipercaya sebagai tempat Nabi Adam
AS dan Hawa bertemu kembali setelah terpisah karena diusir dari surga. Mungkin
itulah sebabnya perbukitan itu disebut Jabal ar-Rahmah (bukit penuh rahmat).
Dalam pertemuan yang penuh rahmat itu, Adam dan Hawa saling memahami keadaan
masing-masing sehingga lahirlah keluarga dan kehidupan sosial pertama di dunia.
7. LEMBAH
BADAR yang terletak di antara Madinah dan
Mekah, merupakan suatu daerah subur yang mempunyai sumber air. Lembar Badar
adalah tempat terjadinya Perang Badar (2 H) antara kaum muslim dan kaum musyrik
Quraisy. Perang Badar disebut sebagai perang akidah karena perang ini terjadi
untuk membela kebenaran tentang ajaran Islam. Dalam pertempuran ini, kaum
muslim mendapat kemenangan besar sehingga perang ini disebut juga Perang Badar
al-Kubra (yang besar)
8. BUKIT UHUD yang
terletak sekitar empat kilometer sebelah timur laut Madinah merupakan tempat
berlangsungnya Perang Uhud (3 H). Perang Uhud terjadi antara kaum muslim dna
kaum musyrik Quraisy. Meskipun memperoleh kemenangan, kaum muslim mengalami
kerugian akibat banykanya pahlawan muslimin yang gugur dalam prang ini, salah
satunya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad SAW.
9. MASJID
QUBA merupakan masjid pertama yang
didirikan Nabi Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah (622 M). Masjid ini
terletak sekitar 5 km dari Masjid Nabawi di Madinah. Nabi SAW membangun sendiri
arah kiblat masjid ini dari batu. Arah kiblat ini mengalami dua kali perubahan.
Pada awalnya arah kiblat menghadap ke Baitulmakdis (Yerusalem), kemudian diubah
menjadi ke arah Ka'bah (Mekah). Masjid Quba mengalami beberapa kali perbaikan
dan perluasan. Meskipun secaraukuran masjid ini lebih kecil dibandingkan dengan
masjid bersejarah lainnya, namun Masjid Quba menjadi salah satu tempat ziarah
penting di Madinah.
10.
BUKIT MINA merupakan kawasan perbukitan sepanjang 3,2 km
yang terletak di antara kota suci Mekah dan Muzdalifah. Di Bukit Mina terdapat
tiga buah tugu atau jumrah yang wajib di lempar oleh setiap orang yang melakukan
ibadah haji. Ketiga tugu disebut dengan Jumrah Ula (pertama) yang disebut juga
Jumrah Sugra, Jumrah Wusta (tengah) dan Jumrah Aqabah (akhir) yang disebut juga
jumrah Kubra. Ketiga tugu tersebut merupakan perwujudan dari iblis yang ingin
menggagalkan perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengurbankan
putranya, Ismail AS.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar