Rabu, 28 Maret 2012

Metode Tahfidz Ala Yaman


Bismillah..

Hari Kamis pekan kemarin, tepatnya tanggal 16 Juni 2011, diadakan kajian yang berisi tentang Metode Tahfidz Ala Yaman, Kunci Kuat Cepat Tahfidz. Pembicaranya adalah seorang syekh sekaligus hafidz dari Yaman, yaitu Syekh Ahmed Syihaby Al-Yamani Hafidzahullah. Tempatnya di Masjid Kebonan Surakarta, dekat dengan daerah Sriwedari. Kajian ini disampaikan dengan bahasa Arab sehingga sebagian besar yang hadir adalah para ustadz – ustadzah dan para santri ma’had islam/ tahfidzul qur’an.
Isi kajian berupa fadhilah / keutamaan orang-orang yang menghafal al-qur’an. Mereka adalah orang pilihan dan sebaik-baik orang di antara manusia. Jika ingin bisa menghafal al-qur’an, maka hati itu harus sangat bersih.. bersih sebersih-bersihnya..bebas dari berbagai penyakit hati seperti hasad/dengki, dendam, berprasangka buruk pada orang lain, dsb.
Lalu beliau menyebutkan hadits tentang keadaan orang-orang yang memiliki hafalan al-Qur’an ketika dulu di dunia. Mereka diperintahkan oleh Allah untuk membaca al-Qur’an dengan tartil sambil menaiki tangga. Hanya saja mereka membacanya tidak dengan membaca mushaf, tapi dengan hafalan yang ia miliki. Semakin banyak hafalannya, maka semakin tinggi derajat surga yang ia peroleh. Oleh karena itu, tentu saja orang yang paling tinggi derajatnya (berdasarkan hadits ini) adalah orang yang paling banyak hafalannya (sudah hafal al-qur’an secara keseluruhan / hafal 30 juz).
Setengah jam kemudian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode tahfidz yang dilaksanakan di Yaman. Bagaimana sih metodenya?
Beliau menjelaskan kalau waktu menghafal terbaik adalah ada di tiga waktu, yaitu: 
(1) sebelum fajar, 
(2) sebelum maghrib / ba’da ashar, dan 
(3) sebelum tidur. 
Pada pagi hari sebelum fajar, santri2 tahfidz menghafal al-qur’an, lalu setelah shubuh, hafalan baru (ziyadah) tersebut disetorkan kepada seorang hafidz (gurunya). Setelah itu mereka me-muraja’ah hafalannya harus dengan tingkat hafalan yang sangat baik, tidak boleh ada kesalahan kecuali satu atau dua saja. Sampai jam 10 siang, mereka harus selalu bersama al-qur’an dan tidak boleh berpindah ke aktivitas lain. Setiap kali selesai sholat fardhu, mereka membaca al-qur’an satu juz dan memuraja’ah hafalannya.
Bagaimana jika ingin menghafal tapi orang tersebut sibuk?
Beliau menjelaskan orang tersebut harus punya target menghafal setiap hari, meskipun sedikit. Hafalan yang sedikit tapi kuat itu lebih baik daripada hafalan banyak tapi lemah. Karena sibuk, maka ia harus pandai2 memanfaatkan setiap waktu luang yang ia miliki untuk menghafal al-qur’an. Selain itu, dalam satu hari ia juga harus memiliki waktu khusus untuk menghafal alquran di mana tidak boleh digunakan untuk aktivitas lainnya. Kemudian ia juga perlu mencari teman yang bisa diajak untuk menghafal bersama atau diminta untuk menyimak hafalan yang telah ia peroleh. Dengan memohon pertolongan Allah, insya Allah cita-citanya dalam menghafal al-Qur’an bisa tercapai, bi idznillah.
Apakah seorang yang membaca al-Qur’an itu wajib membaca al-qur’an sesuai makhraj yang benar? Misalnya ketika mengucapkan huruf ta’, disertai dengan hams (mengeluarkan nafas)?
Beliau menjelaskan bahwa hams adalah salah satu sifat huruf yang senantiasa menyertai huruf tersebut ketika diucapkan (beliau memberi contoh dengan mulut beliau bagaimana mengucapkan huruf ta’ dengan benar -ada hamsnya-). Jadi, kelau belum bisa mengucapkan huruf ta’ dengan sempurna beserta sifat-sifat yang dimiliki huruf tersebut, maka ia harus selalu berusaha untuk memperbaikinya lagi, terus-menerus. Jika memang sudah berusaha terus dan belum bisa, maka laa yukallifuLLAAHU nafsan illaa wus’ahaa.. Allah tidak membebani seseorang kecuali menurut kesanggupannya..
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat padahal masih banyak ilmu yang ingin kami gali dari beliau. Dengan mendengarkan taushiyah beliau, serasa kami mendapatkan semangat / energi baru untuk bersungguh-sungguh dalam menghafal, menjaga, dan mengamalkannya semata-mata lillaahi Ta’ala. Allaahu Akbar!

Sumber : http://nikenpuspitasari.wordpress.com/2011/06/21/metode-tahfidz-ala-yaman/

1 komentar: