Senin, 18 Maret 2013

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Mengajarkan Anak Membaca?


Kapan Waktu yang Tepat Untuk Mengajarkan Anak Membaca?
Ilustrasi
MuslimahZone.com – Berbagai pertanyaan seputar hal ini sering muncul baik dari para orang tua maupun dari kalangan pendidik anak usia pra sekolah dasar. Mulai dari kapankah sebenarnya waktu yang tepat untuk mengajar membaca? Benarkah seorang anak yang biasa-biasa saja (bukan berintelegensia tinggi) dapat membaca di usia balita? Bukankah mengajarkan anak-anak membaca pada usia TK akan menghambat perkembangan kepribadiannya, menekan dan menyulitkan anak?
Dalam sebuah buku panduan praktis pengajaran membaca untuk anak, Anak Islam Suka Membaca Jilid I karya Nurani Musta’in S.Psi, dijelaskan cukup mendalam tentang polemik seputar kapan waktu yang paling tepat untuk mulai mengajarkan buah hati kita membaca.
Havighurst mengemukakan bahwa mengajar seorang anak hendaklah pada masateachable moment (saat tepat untuk diajar). Pemberian perlakuan mengajar tidak akan memberikan hasil maksimal dan justru berakibat negatif diberikan sebelum dan sesudah masa kesiapan ini.
Jean Piaget –seorang psikolog anak- mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak terdiri dari empat stadium, yaitu stadium sensori motorik (0-18 bulan), stadium pra-operasional (18 bulan-7 tahun), stadium operasional konkrit (7-11 tahun), dan stadium operasional formal (mulai 11 tahun). Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung hanya bisa dicapai setelah anak berusia 6 tahun ke atas atau pada stadium operasional konkret.
Namun, dalam buku itu pula disebutkan bahwa dengan memberikan pengalaman pra membaca (pre reading experience) anak bisa mencapai reading readiness (kesiapan membaca) lebih awal. Malah mengutip beberapa program eksperimen mutakhir, kesiapan ini bisa dicapai pada usia dua hingga tiga tahun.
Hal ini sebenarnya tidak bertentangan dengan teori Jean Piaget. Pada saat anak mencapai usia dua tahun atau stadium sensori motorik, anak mengalami peningkatan kognisi sangat pesat. Pada sub stadium terakhir, menjelang usia dua tahun, anak mulai memiliki kemampuan untuk memberi dan mengenal nama-nama benda. Kemampuan untuk menamakan merupakan bekal untuk membaca. Bila anak dapat memberi nama sebuah benda bulat yang dapat menggelinding dengan: “bola”, maka tidak mustahil bila melihat bentuk tertentu anak dapat menyebut namanya dengan a,i,u,e,o,b,c, dan seterusnya.
Memberikan Pengalaman Pra Membaca
Pengalaman pra membaca adalah hal-hal yang berkaitan dengan membaca dan merupakan usah agar anak-anak dekat dengan huruf/tulisan, sehingga diharapkan anak-anak suka belajar membaca. Berikut merupakan beberapa contoh memberikan pengalan pra membaca pada anak:
  1. Mengajak anak ke toko buku, pameran buku atau ke perpustakaan. Dari tempat-tempat tersebut ada beberapa buku yang bisa dibawa pulang. Membacakan, mendiskusikan, dan meminta anak menceritakan kembali isi buku adalah hal yang besar pengaruhnya untuk memotivasi anak belajar membaca.
  2. Suasana rumah yang mendorong minat baca. Adanya rak-rak buku atau perpustakaan kecil di rumah, melihat ayah dan ibu yang mengambil, membaca, dan mengembalikan buku ke dalam rak, adanya papan tulis kecil sebagai tempat corat-coret, memberikan hadiah buku, mencari solusi permasalahan di dalam buku, semua pengalaman ini tentu sangat membentuk kecintaan anak-anak terhadap buku, terutama ilmu yang dikandungnya.
  3. Menempelkan kartu huruf atau menuliskan berbahai huruf d alat permainan, laci-laci, kotak, atau pajangan berupa huruf yang dipercantik dengan gambar juga dapat menimbulkan pengalaman pra membaca yang menyenangkan.
Selamat belajar ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar