Rabu, 15 Desember 2010

Kiat Menghafal (3)


BAGAIMANA MUDAH MENGHAFAL

Tersedia Beragam Metode untuk Mengingat


PENULIS buku Super Great Memory, Irwan Widiatmoko,mengatakan, sejatinya otak manusia sungguh luar biasa. Bahkan, jika setiap detik kita memasukkan 10 informasi ke dalam otak, maka selama 100 tahun pun kapasitas otak belum habis.

Hal ini karena otak manusia memiliki 1 triliun sel atau neuron yang terdiri dari 100 miliar sel aktif dan 900 miliar sel lain untuk menghubungkannya. Sayangnya, hanya 0,0001% dari seluruh kapasitas otak yang dipakai manusia. Bahkan, Albert Einstein pun hanya memanfaatkan potensi otaknya sebanyak 5%. Irwan mengatakan, salah satu kegiatan yang dapat membuat otak aktif adalah mengingat.

Untuk aktivitas mengingat ini,ada beberapa metode yang dapat digunakan. Yang paling dasar adalah total story technique(TST). Metode ini banyak menggunakan otak kanan, dan inti dari metode ini adalah membuat cerita singkat. Kata pertama bertautan dengan kata kedua, kedua dengan ketiga,dan seterusnya. Dalam mempraktikkan TST, menggunakan cerita imajinasi agar semakin mudah diingat.

Serta tambahkan animasi seperti bentuk, bunyi,warna dan gerakan.Untuk mengaktifkan 80% area otak, maka cerita tersebut perlu divisualisasikan. Untuk menghafal kata-kata dalam bahasa asing,dapat menggunakan metode extention technique (ET) yang merupakan bagian dari total word technique.Sebut saja untuk menghafalkan ”coltello” dalam bahasa Italia yang artinya ”pisau”, bisa menjadi ”kol dan telo”.

Penerapannya memang terbilang mudah, cukup mengasosiasikan kata-kata asing tersebut dengan kata yang mirip,naik dari segi penulisan ataupun bunyinya dalam bahasa yang lebih akrab di telinga. Atau dengan menyingkat huruf, seperti Harun untuk merujuk pada kata harta karun. Adapun untuk menghafalkan angka-angka, terlebih dahulu Irwan memperkenalkan kode-kode yang digunakan.

Ada dua jenis, yakni kode bentuk dan kode bunyi yang mewakilkan angka dari nol sampai sembilan. Angka nol dalam kode bentuk adalah bola,sedangkan untuk kode bunyi adalah gosong. Adapun angka satu dalam kode bentuk adalah pensil, sedangkan kata batu untuk merujuk pada kode bunyi.Angka dua untuk kode bentuk adalah bebek dan kuda untuk kode bunyi.Telinga untuk kode bentuk merujuk pada angka tiga dan segitiga dalam kode bunyi.

Empat dalam kode bentuk adalah kursi, dan ketupat untuk kode bunyi. Celurit untuk kode bunyi angka lima,dan delima untuk kode bunyi. Lain lagi dengan angka tujuh yang ditampilkan sebagai pacul dalam kode bentuk, dan baju dalam kode bunyi. Setelah masing-masing kodedipelajari, akan memudahkan untuk kegiatan menghafal dengan menggunakan metode total number technique (TNT).

Untuk menghafalkan deretan angka 114537, bisa dilakukan dengan menggunakan kalimat pensil kursi celurit telinga pacul. Jika ingin lebih memudahkan mengingat bisa dilakukan denganmembuatnya ke dalam kalimat yang lucu. ”Kenapa lucu, agar semakin mudah diingat. Sesuatu yang unik kan jadi makin mudah diingatnya,” ujar Irwan. Irwan mengatakan, hampir semua hal dapat diingat dengan menggunakan metode-metode tersebut.

Akan tetapi, ada tingkatannya, mulai yang tingkatannya mudah sampai ke tingkatan yang sulit. Jika ingin menerapkan metode tersebut, Irwan menuturkan, hendaknya dimulai dari metode yang terendah lebih dulu. Selanjutnya orang bersangkutan juga harus menajamkan kreativitas dan imajinasinya untuk mendukung penerapan metode tersebut. (sri noviarni)

Ragam Metode Hafalan



1.Total Story Technique (TST)

Ini merupakan metode yang paling dasar, dan banyak menggunakan otak kanan.Inti dari metode ini adalah membuat cerita singkat.Kata pertama bertautan dengan kata kedua, kedua dengan ketiga, dan seterusnya.Dalam mempraktikkan TST, menggunakan cerita imajinasi agar semakin mudah diingat. Serta tambahkan animasi seperti bentuk, bunyi, warna dan gerakan. Untuk mengaktifkan 80% area otak, maka cerita tersebut perlu divisualisasikan.
2.Total Word Technique (TWT)

Metode ini menggunakan plesetan untuk memudahkan kegiatan mengingat.TWT efektif untuk mengingat kata dalam bahasa asing, termasuk istilah kedokteran, atau biologi dalam bahasa latin yang rumit. TWT terbagi menjadi phonemic technique (PT) seperti “sous”yang dalam bahasa Prancis berarti “di bawah”, kemudian diplesetkan menjadi saus.Ada pula extention technique (ET) yang merupakan pengembangan dari PT.Caranya dengan menyingkat kata, umpamanya “harta karun” menjadi “harun”. Atau untuk bahas asing, seperti “coltello”yang kemudian diubah menjadi “kol dan telo”.

3.Total Number Technique (TNT)

Untuk menerakan metode ini, terlebih dahulu harus menghafal kode bunyi maupun kode bentuk yang mewakilkan angka nol hingga sembilan. Misalnya,angka satu dalam kode bentuk adalah pensil,sedangkan kata batu untuk merujuk pada kode bunyi.Angka dua untuk kode bentuk adalah bebek dan kuda untuk kode bunyi.

Setelah masing- masing kode dipelajari, akan memudahkan untuk kegiatan menghafal dengan menggunakan metode total number technique (TNT).Untuk menghafalkan, buat kata-kata tersebut menjadi kalimat yang unik agar lebih mudah diingat. Ubah saja informasi yang bersifat otak kiri menjadi otak kanan dengan kode-kode tersebut. (sri noviarni)



Menghafal Menggunakan Otak Kiri dan Kanan


MENGHAFAL mungkin kegiatan yang menjemukan sekaligus tidak mudah bagi pelajar.Terlebih lagi dengan banyaknya mata pelajaran yang ada di sekolah.

Untuk itu,ada teknik tersendiri dalam menghafal.Seperti apa? Pelajar tentunya tidak lepas dari aktivitas menghafal. Bukan hanya untuk mata pelajaran sosial, juga untuk mata pelajaran eksakta sekalipun juga dibutuhkan konsentrasi dalam menghafal rumus-rumus yang ada. Inilah yang dialami Siska Dewi, siswa kelas 12 salah satu SMA yang berada di bilangan Jakarta Selatan ini.

Bagi Siska, ketika akan menjelang ujian acap kali mengalami stres. Siska mengaku mengalami kesulitan untuk menghafal materi pelajaran. Apalagi sebagai seorang siswa kelas IPS, ia dihadapkan pada materi pelajaran sosial yang lekat dengan kegiatan hafalan ketimbang berhitung.Apa yang dialami Siska, juga dirasakan para pelajar pada umumnya.

”Itulah masalahnya,kebanyakan orang Indonesia khususnya pelajar, cenderung menggunakan hanya otak kiri dalam mengingat.Padahal, otak kiri itu sifatnya STM atau Short Term Memory,”kata Irwan Widiatmoko yang merupakan penulis buku Super Great Memoryini. Sedangkan, lanjut Irwan, otak kanan yang bersifat long term memory (LTM) justru jarang digunakan.

Kunci utama untuk ingatan yang super terletak pada optimalisasi otak kiri dan otak kanan. Seperti diketahui,otak kiri menangani hal-hal yang berhubungan dengan logika,tulisan,angka,hingga urutan, dan analisis. Adapun otak kanan lebih berperan dalam menciptakan imajinasi,warna,musik, kreativitas ,emosi, dan bentuk. Irwan kemudian membuat pelatihan yang memaparkan mengenai metode melejitkan daya ingat hingga 500%.Menurut pria yang dijuluki MR. SGM ini, metode tersebut dapat membuat orang untuk mengingat kata atau kalimat dalam waktu terbatas,ataupun mengingat materi yang ada dalam pelajaran sejarah, misalnya tahun-tahun atau rumus-rumus yang ada dalam pelajaran fisika, matematika, dan kimia.

”Metode ini juga mengupas soal menghafal informasi berupa gambar seperti peta, atau anatomi tubuh,hingga kosa kata asing,”kata Irwan. Bagaimana cara kerja metode ini? Yakni dengan mengubah informasi yang diterima otak kiri agar dapat diterjemahkan otak kanan yang bersifat LTM. Buat kalimat yang unik dan lucu agar makin mudah diingat otak.

Irwan mencontohkan, untuk mengingat kata dalam bahasa asing,termasuk istilah kedokteran atau biologi dalam bahasa Latin, bisa menggunakan bentuk plesetan. Seperti ”sous”yang dalam bahasa Prancis berarti ”di bawah”, menjadi ”saos”. Atau ”malo” yang dalam bahasa Spanyol berarti ”buruk”, dapat diganti menjadi ”malu”.

Kemudian tinggal menghubungkan kata yang telah diubah tersebut, ke dalam sebuah cerita dan visualisasikan kalimat itu.Hal ini dinamakan phonemic technique. Sedangkan untuk menghafal peta atau letak negara, bisa dilakukan dengan cara membayangkan bentuk negara itu dan menganalogikannya dengan sebuah bentuk. Kepulauan Sulawesi, dapat diwakilkan dalam bentuk huruf K.

Atau Kalimantan yang menyerupai Semar.Untuk menghafal nama kota, bisa dilakukan dengan membuat kalimat seperti ”di ujung Sulawesi ada Ujung Pandang” (Sulawesi Selatan). Sedangkan untuk pelajaran matematika, misalnya dalam menghafal rumus juga bisa dilakukan. ”Ubah saja informasinya menjadi sebuah benda. Misalnya Sin A diganti singa,atau Cos A diubah menjadi kecoa.

Lalu buat kalimatnya, hal ini memudahkan kegiatan menghafal,” ujar Irwan. Dengan demikian Irwan menuturkan, metode ini dapat diterapkan untuk berbagai hal. Tidak terkecuali untuk angka, asalkan sudah tahu tekniknya maka tinggal mengubah informasi yang diterima otak kiri menjadi ke otak kanan dengan bahasa yang menyenangkan. Metode besutan Irwan ini tidak hanya berguna bagi pelajar saja namun juga orang dewasa.

Kegiatan menghafal untuk materi pelajaran termasuk matematika, juga disetujui oleh Head of Mathematics Department Universitas Pelita Harapan Helena Margaretha. Menurutnya, untuk memudahkan mengingat, rumus-rumus yang ada dalam pelajaran matematika, dapat diubah menjadi kalimat tersendiri yang akan mudah dicerna otak. ”Buat saja kata atau istilah yang bisa untuk diingat,” imbuhnya.

Lulusan S-3 di bidang matematika terapan dari sebuah perguruan tinggi di Belanda ini mencontohkan penggunaan istilah untuk materi trigonometri yang dilihatnya dalam salah satu buku kalkulus. ”Cara menghafalnya dengan all student take calculus atau disingkat ASTC,”paparnya.A merujuk pada all, jadi semua yang berada di kuadran I adalah bernilai positif. S untuk sin yang bernilai positif di kuadran II.

Sedangkan T untuk tangenyang bernilai positif di kuadran III,dan C untuk cos yang di kuadran IV bernilai positif.”Dengan cara ini lebih mudah untuk diingat,” tambah Helena. Namun,Helena mengingatkan, untuk menghafal rumus yang penting adalah konsepnya. Sehingga jika lupa pada rumus, maka dapat diturunkan ulang.Rumus merupakan turunan dari konsep. Sebab, belajar matematika bukanlah belajar menghafal. Helena menilai, selama ini ia melihat di beberapa sekolah siswa dituntut untuk menghafal perkalian atau penjumlahan.

”Padahal kita tahu satu tambah satu dua kan bukan dari menghafal,” ujarnya. Jika dibiasakan menghafal, anak malah akan susah untuk menerima pelajaran dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi lagi. Helena melihat, anak-anak dapat mengerjakan soal perkalian atau penjumlahan dengan tingkat kesulitan yang relatif mudah.

Begitu dihadapkan pada soal lain yang lebih rumit,jangan heran jika ia angkat tangan.Karena sebelumnya, mereka menghafal perkalian atau penjumlahan tersebut. Maka itu, Helena kembali mengingatkan akan pentingnya memegang konsep. Dengan begitu, anak-anak dapat berkembang daya pikirnya.Tetapi untuk materi pelajaran lainnya, Helena mengaku tidak ada salahnya menggunakan metode menghafal jika terbukti dapat membantu anak bersangkutan. (sri noviarni)   


Gunakan Seluruh Indra


KEGIATAN belajar mengajar akan lebih efektif apabila guru atau dosen mengajak siswa terlibat dalam diskusi aktif atau meminta mereka menyiapkan materi dan melakukan presentasi di hadapan kelas.
Daya ingat menjadi semakin kuat jika seluruh indra digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dituturkan pengamat pendidikan Arief Rachman. Dosen Luar Biasa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini mengatakan,jika se-luruh indra tersebut dioptimalkan, maka ingatan tersebut akan ber-tahan lama.

“Hanya mendengar saja dari guru belum efektif, jadi perlu dikuatkan dengan aktivitas melihat dan merasakan,” kata Arief yang merupakan guru besar Universitas Negeri Jakarta ini ketika di-hubungi Seputar Indonesia melalui ponselnya. Kegiatan belajar mengajar akan lebih ideal jika guru menjelaskan yang ditangkap dengan indra telinga, dan dilanjutkan dengan mengaktifkan indra penglihatan yakni melalui aktivitas menonton.

Dengan demikian, guru dapat mengajak anak ke ruang audiovisual agar siswa dapat lebih merasakan apa yang telah diterangkan guru dan tentunya lebih paham akan materi yang disampaikan. Arief menyebutkan, kegiatan belajar mengajar juga akan lebih efektif apabila guru atau dosen mengajak siswa terlibat dalam diskusi aktif atau meminta mereka menyiapkan materi dan melakukan presentasi di hadapan kelas.

“Kalau hanya guru atau dosen yang menjelaskan,tidak ada kesan yang didapat siswa, mereka pun akan lebih mudah melupakan apa yang telah diajarkan,” tuturnya. Ini, tukas Arief, merupakan cara belajar satu arah. Begitu pun untuk mata pelajaran eksakta yang sarat dengan berbagai macam rumusnya.Akan tetapi, Arief mengimbau agar rumusrumus tersebut tidaklah di-hafalkan. Melainkan “dikunyah” atau digunakan dalam mengerjakan latihan soal.

Pria yang menjabat sebagai Duta UNESCO dari Indonesia ini menuturkan, daripada menghafal rumus akan lebih baik jika siswa bersama teman yang lain mendiskusikan penggunaan rumus tersebut dalam sebuah kelompok belajar.Di samping mempelajari soal-soal,kegiatan belajar bersama juga akan terasa lebih menyenangkan.

Sebagai seorang pendidik yang telah lama di dunia pendidikan, Arief melihat metode pengajaran yang dibawakan tenaga pengajar masih belum memuaskan.Kita mengenal pendekatan pembelajaran dengan metode cara belajar siswa aktif (CBSA),atau yang kini sedang diterapkanadalahcarabelajarkreatif, inovatif,dan menyenangkan. Namun, pada kenyataannya, proses belajar masih satu arah dan malah membuat kegiatan belajar menjadi menjenuhkan di mata siswa.

“Jika anak sudah antipati dengan pelajaran yang dibawakan guru,jangankan untuk mengingat, untuk memahami materi yang disampaikan pun mereka tidak dapat melakukannya,”sebut Arief. Pendapat yang sama dike-mukakan dosen Jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jalaludin Rahmat.

Dia menilai menggunakan metode tertentu untuk menghafal dirasakan kurang efektif. Menurutnya, dalam penelitian neurologis,memori disimpan di seluruh bagian otak.“Jika ingin mengembangkan daya ingat, maka simpan memori dalam gerak, atau bahasa kita sehingga seluruh bagian otak akan aktif,” kata penulis buku Belajar Cerdas Berbasiskan Otakini.

Memori tersebut, lanjut Jalaludin, harus diasosiasikan dengan suara,gerak,atau hal lain.Boleh juga menghafal dilakukan sambil mendengarkanmusik,yangpenting ingatan tersebut selalu diasosiasikan dalam berbagai rangsangan. “Fakta membuktikan, orang akan lebih ingat jika sedang dalam kondisi yang menyenangkan,”kata pakar komunikasi ini. Jalaludin pun menyarankan kepada pelajar jika akan menghadapi ujian,maka jauhi stres.

“Lihat saja, orang yang berpidato di depan umum, kalau dia gugup, maka apa yang sudah dihafalkannya menjadi lupa semua,” ujar cendekiawan muslim ini.Untuk memanggil kembali apa yang telah diingatnya tersebut, orang bersangkutan bisa membuat dirinya rileks terlebih dahulu. Ketika masih menjadi mahasiswa, dalam menghafal, Jalaludin mempunyai cara tersendiri. Misalnya ketika akan menghafal prinsipprinsip berita, ia mewakilkannya dalam bentuk gambar.

Ia mengaku merupakan tipe orang yang cenderung visual sehingga akan lebih memahami segala sesuatu dengan memvisualisasikannya. Prinsip berita seperti kebaruan atau novelty,disimbolkannya sebagai “mobil baru”. “Ini tergantung kreativitas masing-masing orang,” ujar penulis sejumlah buku komunikasi ini. Cara yang juga terbilang efektif dalam menghafal adalah dengan menyanyikannya.

Ia pernah melihat siswa Don Bosco menghafal tabel periodik kimia dengan cara membuatnya menjadi sebuah lagu yang lebih dimengerti siswa. “Kalau kita lihat anak-anak di pesantren juga menghafal kitab dengan menjadikannya dalam bentuk lagu,”sebutnya. Adapun menurut fisikawan Yohanes Surya, untuk beberapa hal atau pelajaran,boleh saja menggunakan metode mengingat dalam menghafal.

Namun, khusus untuk pelajaran eksakta seperti matematika, fisika,atau kimia,Yohanes menolak jika rumus-rumus yang ada cuma dihafal. “Rumus fisika tidak boleh dihafal, selama kita mengetahui konsep fisiknya, maka kita dapat mengingat sendiri rumus tersebut,” katanya.


1 komentar:

  1. Manusia mampu mengembangkan otaknya menyerupai super komputer sehingga mampu menghafal dan memahami berbagai ilmu dalam waktu yang sangat singkat,lihat rahasianya di www.bakatsuper.com

    BalasHapus