Kamis, 29 Desember 2011

Cara Nabi SAW Mencegah Penyakit


dr.Ali_Toha_Assegaf
Diasuh Oleh: Dr Moh Ali Toha Assegaf, Penanggungjawab Rumah Sehat Afiat dan Pengkaji Kedokteran Nabi. Dokter juga menjabat Direktur RSCM Jakarta. Praktik: Jl Limo Raya Ruko Griya Cinere II/No 3, Depok, Telp. 021-7547291.

Assalamu’alaikum Wr Wb
Pak Dokter, saya sering mendengar ceramah tentang pengobatan Nabi, namun saya juga dengar bahwa katanya Nabi saw tidak pernah sakit, lalu dari mana resep-resep pengobatan Nabi itu? Apakah obat yang dipakai oleh Nabi ketika beliau saw sakit atau bagaimana? Lalu apakah Nabi saw memiliki anjuran-anjuran pencegahan penyakit ? Mohon pencerahannya pak dokter, wassalam wr.wb.
Surahman – Cianjur

Wa’alaikumussalam Wr Wb
Sesungguhnya tidak ada pujian yang lebih utama daripada pujian terhadap Allah SWT karena Dia adalah sumber segala kesempurnaan dan kebaikan. Sholawat dan salam semoga Allah curahkan kepada uswah dan qudwah kita nabi besar Muhammad saw beserta keluarganya, dan semoga keselamatan,kedamaian dan kesejahteraan Allah limpahkan kepada hamba-hambaNya yang senantiasa mengikuti petunjuk Allah dan rasulNya.

Rasulullah saw manusia agung, cerdas mengagumkan, beliau sangat memahami tentang kesehatan berkat bimbingan langsung dari Allah SWT. Oleh karena itu semua yang beliau sampaikan adalah yang paling baik. Dalam proses menjadi sehat ada 4 hal yang beliau kemukakan yaitu pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan setelah sakit dan tentu pendidikan kesehatan. Yang paling banyak beliau jelaskan adalah tentang pencegahan penyakit dimana upaya-upaya pencegahan penyakit yang diajarkan Rasulullah saw sangatlah mudah dilaksanakan dan memberi dampak yang sangat baik bagi kesehatan.
Dalam penanganan wabah misalnya, beliau saw adalah manusia pertama dibumi Allah ini yang mengajarkan metode karantina yang lebih modern daripada yang ditemukan orang Barat. Beliau bahkan mengajarkan isolasi penduduk yang tinggal didaerah wabah, jika ini diterapkan saya yakin penyakit infeksi akan terisolasi dan tidak mudah menyebar.

Beliau saw melarang orang buang air di kolam yang airnya tidak mengalir. Dan melarang orang buang air besar maupun kecil di tempat-tempat orang berteduh. Namun sayang sampai hari ini kedua kebiasaan ini masih sering terjadi di lingkungan kita. Menerapkan disiplin ini bisa menjadi salah satu cara meningkatkan kepedulian akan kebersihan dan penularan penyakit.

Begitu pula perintah puasa yang perlu di masyarakatkan bukan hanya puasa Ramadhan tapi juga puasa sunnah. Masyarakat juga harus disadarkan manfaat tambahan dari puasa yaitu menyehatkan sepanjang pengendalian perut dilakukan secara baik. Perintah berbekam juga bisa dijadikan kebiasaan masyarakat untuk memelihara kesehatan dengan upaya yang serius. Rasulullah saw juga bersabda, ”Mukmin yang kuat lebih utama daripada mukmin yang lemah.” Ini perlu disosialisasikan ke pesantren-pesantren bahwa para santri juga harus mau berpikir bagaimana memelihara kesehatannya agar nantinya dakwah mereka juga bisa mencapai sasaran yang tepat.

Perintah lainnya seperti berkhitan, bersiwak, membersihkan sisa-sisa makanan dimulut, mencuci tangan sehabis makan, mencuci tangan ketika bangun tidur, bersholat, menunaikan zakat, mengedepankan silaturrahim, mengendalikan emosi, senyum adalah ibadah, dan lain-lain. Semua ini adalah upaya meningkatkan daya tahan tubuh dan upaya mencegah penyakit.

Disamping upaya pencegahan beliau saw juga memberi nasihat pengobatan kepada para sahabat dan keluarganya. Meskipun dalam riwayat Rasulullah saw pernah sakit, namun beliau tergolong sangat jarang sakit. Upaya pengobatan dalam ajaran Rasulullah saw prinsip utamanya adalah healing, yaitu pengobatan dengan tujuan memulihkan orang sakit menjadi sehat kembali tanpa bekas dan mencegah kecacadan akibat tindakan pengobatan. Dalam hal ini Rasulullah saw menjelaskan khasiat-khasiat makanan, khasiat tanaman obat/herbal tertentu, pengaturan praktik pengobatan, khasiat berbekam dll. Yang sangat banyak manfaatnya dan masih relevan sampai sekarang.

Dalam petunjuk hidup sehat yang diajarkan Rasulullah saw sangat jelas bahwa beliau saw mengutamakan pencegahan penyakit dan bukan pengobatan penyakit. Ini bisa diyakini karena Rasulullah saw tidak membuat buku resep pengobatan namun selalu menganjurkan sikap hidup sehat yang pasti akan memberi dampak meningkatnya daya tahan sehingga mencegah sakit. Rasulullah saw juga menyadari jika beliau menetapkan resep-resep obat maka resep itu pasti akan dijadikan pedoman pengobatan oleh ummat dan ini akan membatasi perkembangan ilmu pengobatan. Berkenaan dengan obat Rasulullah saw memberikan batas-batas:

- Mengutuk orang yang tidak punya ilmu pengobatan namun melakukan praktik pengobatan
- Membatasi metode pengobatan dengan risiko cacad, misalnya beliau melarang alkay bakar kecuali sangat terpaksa
- Beliau saw membawa nuansa pengobatan dalam dakwah
- Menunjukkan bahan yg halal dan yg haram
- Membatasi yang halal, dengan anjuran agar tidak berlebihan,
- Melarang penggunaan bahan haram untuk berobat
- Melarang orang minta diruqyah, sebagai petunjuk bahwa metode pengobatan ditetapkan oleh penterapi sebagai ahlinya bukan didasarkan selera pasien
- Memberi contoh hidup bersih, mengerti dan menghargai waktu, teratur dan tertib
- Mengutamakan lembaga keluarga sbg wadah pembinaan jiwa ummat, yang dimulai dari contoh penyelesaian masalah-masalah rumah tangga dengan mengedepankan musyawarah, kiat-kiat membentuk rumah tangga sakinah-mawaddah wa rohmah
- Solusi masalah lingkungan, dll
Kenapa konsep yang disampaikan Rasulullah saw ini berhasil, ini tidak terlepas dari ketokohan beliau saw yaitu keberadaan beliau sebagai tokoh yang bisa menciptakan kecenderungan masyarakat hidup bersih dan sehat, menciptakan metode yang tepat dan mudah diterima terutama oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian beliau mencontohkan dan menginspirasi masyarakat untuk mengikuti. Demikian semoga bermanfaat

Wallahu a’alamu bish showaab, wassalam wr.wb.

Sumber: Majalah Sabili No 05/XIX, 8 Desember 2011 / http://sabili.co.id/tibbun-nabawi/cara-nabi-saw-mencegah-penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar