Rabu, 30 Maret 2011

Aktivitas Sederhana Pagi Hari Agar Otak Anak Lebih Cemerlang



ILUSTRASI: Tampilan otak anak. Berbagai penelitian menunjukkan, sarapan yang baik dapat mengisi kembali gula darah yang hilang yang diperlukan untuk memberi energi untuk otak sehingga membantu anak lebih berprestasi di sekolah. (foto: kiatsehat.com)

ILUSTRASI: Tampilan otak anak. Berbagai penelitian menunjukkan, sarapan yang baik dapat mengisi kembali gula darah yang hilang yang diperlukan untuk memberi energi untuk otak sehingga membantu anak lebih berprestasi di sekolah. (foto: kiatsehat.com)
Sesibuk apa pun, selalu luangkan waktu untuk sarapan. Apalagi jika hari ini Anda akan menghadapi ujian atau pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Penelitian menunjukkan pelajar yang rutin makan pagi memiliki daya ingat dan konsentrasi lebih baik dibanding yang berangkat dari rumah dengan perut kosong.

Ketika kita tidur malam selama 8-10 jam, tubuh akan menghabiskan cadangan glukosa dalam tubuh. Di pagi hari, penurunan glukosa ini bisa menyebabkan rasa mengantuk, kurang waspada serta hilangnya konsentrasi.

Kendati begitu, menu sarapan sebaiknya tidak berlebihan. "Kalau sarapannya terlalu banyak, semua aliran darah akan menuju ke saluran cerna dan hanya sedikit yang mengalir ke otak sehingga kita malah mengantuk," kata dr.Inge Permadhi, Sp.GK, ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Menu sarapan yang bisa dikategorikan sebagai "bahan bakar" otak adalah yang kaya serat, mengandung karbohidrat serta vitamin.

Menurut dr. Arman Pulungan, Sp.A (K), bila anak tidak sarapan pagi, daya konsentrasi anak juga akan menurun karena gula darahnya turun.

Berbagai penelitian menunjukkan, sarapan yang baik dapat mengisi kembali gula darah yang hilang yang diperlukan untuk memberi energi untuk otak sehingga membantu anak lebih berprestasi di sekolah.

Sayangnya, banyak anak, khususnya di Jakarta dan sekitarnya yang jam masuk sekolahnya lebih pagi, sering tidak sempat untuk sarapan, atau hanya mengganjal perut seadanya. "Jangankan untuk sarapan, membangunkan anak di pagi hari saja sulit karena anak sudah harus berangkat pukul 5.30 dari rumah supaya tepat sampai di sekolah jam 6.30," kata Yulia, salah seorang peserta Sarapan Sereal Ibu dan Anak Terbanyak yang diadakan oleh Nestle Koko Krunch.

Alih-alih membuatkan sarapan sehat, tak sedikit orangtua yang membekali anaknya dengan uang jajan meski sudah tahu kebersihan dan asupan gizi makanan yang dijual di sekolah sering diragukan kualitasnya.

Menurut Nifta Novikasari, praktisi gizi dari PT.Nestle Indonesia, kebutuhan kalori anak untuk beraktivitas dan belajar bisa dipenuhi dari sumber makanan yang mengandung karbohidrat kompleks. "Karbohidrat kompleks akan melepaskan energi secara bertahap sehingga anak lebih lama kenyang," urainya. Selain membuat anak lebih berkonsentrasi, hal ini juga membuat anak tidak suka jajan karena perutnya kenyang.

Selain dari padi-padian, sarapan sehat menurut Nifta juga seharusnya terdiri dari susu dan produk olahannya, serta buah dan sayuran. Ia menyarankan, jika ibu ingin menghidangkan nasi goreng atau nasi uduk, sebaiknya dihidangkan bersama daging, tahu atau tempe. "Santan pada nasi uduk boleh diganti dengan susu rendah lemak," katanya.

Sementara itu untuk yang suka menyajikan roti sebagai sarapan, disarankan untuk menyajikannya dengan daging, ayam, keju, telur, serta sayuran hijau sehingga roti bisa menjadi alternatif sarapan sehat. "Agar lebih sehat, kurangi lemak, gula dan garam. Serta tambahkan serat dan protein," katanya.

Dokter Arman menyarankan agar sarapan yang dipilih sebaiknya disajikan dengan cepat namun tetap sehat. Para ibu juga disarankan agar menyajikan berbagai variasi makanan agar anak tidak bosan dan untuk menambah nafsu makan anak. "Makin variatif menu makan anak, makin lengkap asupan nutrisinya," ujarnya.

Pilihan praktis Salah satu jenis sarapan praktis dan rasanya disukai anak adalah sereal. "Ditambah dengan susu, sereal sarapan akan membantu menambah asupan vitamin dan mineral yang dibutuhkan," kata Nifta. Namun, ia menyarankan agar sereal yang dipilih dibuat dari gandum utuh karena mengandung lebih banyak serat dan vitamin B yang diperlukan untuk membantu pelepasan energi.

Gandum utuh juga mengandung karbohidrat kompleks dan protein. Satu saji gandum utuh setara dengan dua kali saji sereal sarapan, dua sendok makan beras merah, serta tiga sendok makan pasta yang dibuat dengan gandum utuh.

Yang tidak kalah penting, tambah Arman adalah menciptakan suasana sarapan yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan mood. "Anak perlu diajarkan bahwa makan adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena itu biasakan untuk sarapan bersama," katanya.

Selain itu, Arman juga menyarankan agar anak sebaiknya dibawakan bekal camilan untuk diasup di sekolah. "Sekitar jam 10 pagi biasanya gula darah sudah turun lagi, karena itu anak perlu diberi camilan, bisa berupa buah atau sereal karena sifatnya praktis," katanya.

Terakhir, cukupi kebutuhan minum anak dengan 8 gelas air putih sehari untuk mencegah konstipasi. Anak yang menderita konstipasi akan merasa gelisah, kurang nafsu makan dan terganggu sistem pencernaannya. (fn/k2m) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar