Rabu, 06 April 2011

Iman Jadi Sumber Motivasi Kehidupan


ILUSTRASI. (foto: Google)

Iman itu adalah sesuatu yang abstrak, tapi rill. Keberadaannya pada diri seorang muslim senantiasa mengalami peningkatan demi peningkatan. Setiap kali ia mengasah ruhiyyahnya dengan ketaatan dan taqorrub kepada Allah maka akan semakin terasah dan tajam pula nilai-nilai keimanan pada dirinya itu.

Orang beriman atau mukmin adalah hamba yang hidupnya penuh dengan dinamika kebaikan. Ia melakukan berbagai kebaikan melalui satu ketaatan kepada ketaatan yang lainnya. Gairah untuk selalu semangat dalam berbuat yang terbaik dalam hidup ini tak pernah redup. Setiap kali cobaan hidup menghadang dirinya dengan beraneka ragamnya, maka nilai-nilai keimanan yang bersemayam pada dirinya senantiasa menghadapinya dengan setia. Mengapa? Itu karena keimanannya hidup dan terus bergerak. Kekuatannya memberikan imunitas dan kekebalan dari segala macam rintangan yang menghadangnya. Itulah bentuk ilham dari Allah swt kepada mereka yang benar-benar tetap pada keimanannya, memelihara hubungan dekatnya dengan Allah swt dan waspada terhadap berbagai jaring-jaring syetan yang kapan saja bisa menghadangnya di depan mata.

Untuk mereka ini Allah tambahkan nilai plus bagi imannya itu. Allah berfirman:
والذين اهتدوا زادهم هدى وآتاهم تقواهم

Artinya: “Dan orang-orang yang diberi petunjuk, Allah tambahkan hidayah kepada mereka dan diberikan kepadanya ketakwaan.” (Qs Muhammad: 17)

Takwa adalah tujuan tertinggi seorang hamba muslim dalam mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Dan tujuan ini adalah bagian proses panjang menapaki jalan petunjuk melalui pengamalan semua ketaatan dan kebaikan yang diwajibkan kepadanya. Panjang, berliku dan penuh dengan tantangan sebelum akhirnya meraih predikat mulia itu. Seperti itulah iman yang kemudian bersemayam pada seorang muslim. Sudah barang tentu eksistensinya yang kuat terpatri menjadikannya selalu berada pada kondisi iman yang on (hidup).

Tapi sebaliknya, selain bisa membuat seseorang bertambah dekat Allah dengan amal ketaatannya, iman juga bisa melemah. Sebagaimana karakter iman itu yang disebutkan para ulama bahwa ia bertambah dan berkurang. Nah, di sini iman yang bersemayam pada diri seseorang akan berkurang sampai pada titik nadir akibat dosa dan kemaksiatan yang dilakukan. Semakin banyak noda kemaksiatan yang diperbuat maka akan semakin tipis kekuatan iman itu. Akibatnya, lama kelamaan noda dosa ini akan menggoreskan titik hitam di hati seseorang sebagai coreng yang melahap keimanannya itu. Hal ini Allah jelaskan dalam sebuah ayat:

كل بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون

Artinya: “Sekali-kali tidak! Bahkan dosa akan itu akan menjadi kunci atas hati mereka disebabkan apa yang telah mereka perbuat.” (Qs al-Muthoffifin: 14)

Dalam sebuah sabdanya Rasulullah juga bersabda:

إن العبد إذا أذنب ذنبا نكتت فى قلبه نكتة سوداء وإذا استغفر ونزع صقل قلبه وإن عاد عادت فذلك الران الذي ذكر فى الآية: كما فى الآية السابقة.

“Sesungguhnya seorang hamba apabila ia melakukan sebuah dosa akan tergoreslah sebuah titik hitam di hatinya. Jika ia beristighfar dan menarik hatinya hatinya akan kembali putih. Sebaliknya, jika ia kembali berbuat dosa maka akan kembali pula titik hitam itu (dan akan semakin banyak kadarnya). Itulah roon (belenggu) yang disebutkan ayat di atas.”

Dalam kaitannya dengan motivasi, di sini keimanan yang ada pada diri seseorang akan melemah. Tentunya melemah dan mandul dari perilaku kebaikan. Hatinya akan sulit untuk bersemangat melakukan berbagai aktifitas taqorrub kepada Allah swt. Sebab amal perbuatan taqorrub kepada Allah hanya bisa dilakukan dengan rasa keimanan yang tinggi dan dekatnya hubungan dengan Allah swt. Tidak mungkin suatu ibadah akan maksimal dan meninggalkan bekas yang baik apabila tidak disertai dengan keimanan yang benar.

Bagi seorang muslim, tentu saja asupan energi keimanan yang memotivasi ini harus dikonsumsi dari sumbernya yang murni, yakni al-Qur’an. Karena al-Qur’an merupakan produk Yang Maha Kuasa, ia memberikan kepada siapa di antara hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki.

Ketika iman dan al-Qur’an bersatu, maka akan lahir sebuah dinamika amal perbuatan yang hebat dan tentu saja membakar semangat untuk beramal dan meningkatkan gairah kehidupan.

Wallahu a'lam bish-showab
(ngajiquranonline.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar