Minggu, 24 April 2011

Permainan Mendidik Sesuai Usia Anak

Permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak. Karena bermain adalah cara yang dimiliki oleh anak untuk mempelajari dunia, maka tugas kita sebagai orangtua adalah memilih aktivitas terbaik untuk mereka. (foto: anakanak.net)


Saat Anda memasuki toko mainan, Anda mungkin terpana melihat begitu banyaknya jenis mainan yang disediakan. Begitu banyak, hingga Anda mengurungkan niat untuk membeli mainan untuk anak Anda. Toh, si kecil juga tetap asyik meskipun “mainannya” hanya toples berisi permen yang berulangkali dituang dan dimasukkan kembali. Atau, serbet yang berulangkali diseretnya dengan kaki ke sana-kemari.

Namun, Anda perlu mengingat, mainan yang baik haruslah yang mendorong tumbuh-kembang anak. Mainan tersebut juga harus disesuaikan dengan karakter anak. Apa yang cocok untuk anak lain, belum tentu disukai anak Anda. Mainan tidak boleh terlalu sulit, karena akan membuatnya frustrasi. Jika terlalu mudah, akan membuatnya bosan. Kemudian, menurut Alvin Eden, M.D., profesor klinis di jurusan Pediatrics, Weil Medical College of Cornell University, New York, saat memilih mainan anak, Anda harus mempertimbangkan tingkat keamanannya. Pada dasarnya mainan tidak boleh memiliki sudut yang tajam, bagian-bagian yang mudah dilepas, tidak mudah patah atau pecah, berukuran cukup besar sehingga tidak dapat dimasukkan ke mulut dan ditelan.

Permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangannya. Karena bermain adalah cara yang dimiliki oleh anak untuk mempelajari dunia, maka tugas kita sebagai orangtua adalah memilih aktivitas terbaik untuk mereka. Biasanya anak usia 12 bulan memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mengetahui sebuah ‘sebab-akibat’, sebuah permainan ‘hide and seek’, bersembunyi di balik kursi atau meja akan menjadi permainan yang menyenangkan bagi mereka. Bagi anak yang berusia 20 bulan, karena kemampuan fisik mereka sudah cukup baik, mereka memiliki keinginan yang kuat untuk tantangan fisik, misalnya menaiki tangga, karena itu carilah tempat yang cukup aman untuk mereka bermain dan kita tetap bisa mengawasinya dengan baik.

Berikut beberapa panduan permainan yang baik untuk anak dalam beberapa tahap:

Permainan sosialisasi.
Berinteraksi dengan orang lain amat penting untuk perkembangan terutama di tahun pertamanya. Bayi suka melihat, tersenyum, dan tertawa. Bayi yang lebih besar suka permainan peekaboo (cilukba) dan permainan dengan menggunakan lagu-lagu yang simpel.

Permainan menggunakan obyek.
Menyentuh, membanting, memasukkan ke mulut, melempar, mendorong, dan banyak hal lainnya yang akan menjadi eksperimen yang mengagumkan bagi bayi berusia 4 sampai dengan 10 bulan.

Permainan representasi dan fungsi.
Berpura-pura menggunakan alat-alat dengan caranya, misal menggunakan sisir untuk menyisir rambutnya, atau menggosok gigi dengan sikat gigi, adalah permainan imajinasi bagi anak usia 12 sampai dengan 21 bulan, karena pada usia ini imajinasi mereka mulai berkembang.

Permainan simbol.
Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak di kisaran usia 2 tahun, berandai-andai bahwa kotak sepatu adalah bis sekolah dan menirukan suara motor.

Permainan peran.
Biasanya dilakukan oleh anak usia 30 sampai 36 bulan. Pada usia ini mereka akan menjadi aktor dan aktris cilik yang hebat. Mereka berpura-pura menjadi dokter, guru, ibu, atau lainnya, dan pintar menyerap apa yang terjadi di lingkungannya.

Permainan Outdoor

Saat ini, memiliki taman bermain anak di rumah sangat dibutuhkan. Tak hanya sebagai sarana rekreasi, taman bermain juga berguna untuk mengasah potensi serta daya peka si kecil terhadap lingkungan sekitar.

Bagi sebagian orang, memiliki taman bermain pribadi merupakan suatu kebutuhan sebagai area privat. Selain lebih privat, taman bermain pribadi adalah area tempat penghuninya dapat menuangkan segala ide saat menatanya.Lebih dari itu, Anda sebagai orangtua pun tidak perlu terlalu khawatir karena tak harus setiap saat mengawasi secara ketat si buah hati.

Lantas, bagaimana merancang taman bermain yang baik untuk anak? Rumah merupakan tempat pertama atau saksi bisu yang melihat perkembangan anak Anda. Hampir tiap menit, si anak mencerna dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah.

Untuk itu, menciptakan kondisi rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si kecil sangat dibutuhkan. Tidak terkecuali saat merancang taman bermain yang aman untuk si buah hati. Merancangnya pun bukan sekadar merencanakan jenis mainan apa yang dipilih, tapi utamanya adalah faktor keselamatan.

“Keselamatan menjadi hal yang utama karena si anak bukan seperti kita orang dewasa yang peka terhadap ancaman bahaya. Dia bermain apa yang menurut dia suka dan nyaman. Untuk itu, penting bagi Anda sebagai orang tua memperhatikan keselamatan anak,” ungkap arsitek Haris Prabawa.

Misalnya, Haris menyebutkan, memilih penutup lantai atau dasar arena bermain yang lunak. Lunak dalam arti, seperti rumput atau pasir putih. Kalau pun ingin menggunakan material keras, Anda bisa memanfaatkan jalan setapak sebagai batas atau start menuju arena permainan. Luas lahan yang Anda miliki menjadi pertimbangan berikutnya.

Menurut Haris, luas lahan rumahlah yang bakal menentukan jenis permainan apa yang dipilih. Selain itu, luas lahan juga menentukan apakah taman bermain akan diletakkan di depan atau di belakang rumah.

“Biasanya rumah dengan luas lahan terbatas cenderung meletakkan taman bermain di depan karena penghuninya bisa memanfaatkan garis padan bangunan yang ada di rumah. Sementara, rumah dengan luas lahan yang cukup luas biasanya memilih di belakang karena keamanannya lebih terjamin dan masih satu kesatuan dengan bangunan,” sebut Haris.

Adapun standar minimal luas lahan yang dibutuhkan untuk taman bermain adalah lahan sisa bangunan rumah dikalikan lebar rumahnya berapa. Ambil contoh, Haris menyebutkan, lahan sisa bangunan lima meter lalu dikalikan dengan lebar rumah Anda. Hasil itulah yang kemudian dijadikan ukuran jenis permainan berikut pelengkap mainannya.

Dalam area itu pula, paling minimal Anda sudah melengkapi taman bermain dengan ayunan yang tidak terlalu tinggi, berukuran 1,5 x 2 meter. Jangan lupa bagian dasarnya diberikan pasir putih sebagai pijakan atau landasannya. Selain luas dan keselamatan, yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan.

Tentu Anda tidak ingin sang anak bermain panas-panasan, hanya karena bagian atapnya tidak dilindungi. Untuk itu, Haris menyarankan, sebaiknya di area tersebut Anda pasang sebuah kanopi supaya saat si anak sedang bermain pada siang hari tidak terkena matahari secara langsung.

Bahan kanopi bisa menggunakan fiber atau polycarbonate agar cahaya tetap bisa masuk. Hanya, kelemahan bila menggunakan kanopi, bahan dasar lantainya tidak bisa menggunakan rumput. Sebab, rumput tidak akan berkembang. Alternatifnya bisa menggunakan elemen lunak yang lain seperti pasir.

“Kalaupun ingin tetap rumput, mungkin bisa menggunakan rumput buatan. Hanya, pastikan material rumput tersebut ramah terhadap anak,” saran Haris.

Mengenai keamanannya, Haris mengatakan, hal ini berkaitan dengan jenis permainan. Permainan yang aman tentu mesti disesuaikan dengan usia si buah hati. Jangan sampai anak yang masih batita Anda beri permainan yang cukup ekstrem seperti lompat-lompatan dengan alat jumping, atau ayunan berukuran besar, atau permainan lain yang sekiranya tidak sesuai dengan usianya.

Hal yang lain tentu berkaitan dengan keamanan permainan. Biasanya, beberapa permainan cenderung menggunakan baut atau ada bagian-bagian tertentu dari permainan yang mesti diberi oli agar tidak keras dan berkarat.

Nah, halhal seperti ini terkadang kurang diperhatikan orangtua. Maka itu, saran Haris, wajib bagi Anda untuk rajin mengecek kekuatan alat permainan secara berkala.Tentu bila permainan kira-kira sudah mulai rusak, sebaiknya segera diperbaiki secara dini, atau bila memang tidak bisa digunakan lagi, lebih baik diganti. Lalu, kita bicara material permainan.

“Besi memang material kuat, hanya cenderung berkarat bila perawatannya tidak diperhatikan dengan baik dan benar. Namun, saat ini sudah banyak juga kok permainan yang menggunakan material alami seperti kayu. Mungkin material itu yang bisa Anda pilih sebagai alternatif,” kata sang arsitek.

Sebagai sentuhan terakhir, buatlah taman bermain yang color full agar si anak lebih peka terhadap warna-warna yang ada di sekitarnya. Warna tersebut bisa Anda adopsi dari warna alat permainan, misalnya merah, kuning, dan biru. Lalu warna hijaunya bisa Anda ambil dari rumput. Sementara warna lain mungkin dari elemen pelengkap yang lain pada taman bermain tersebut.

Berikut adalah beberapa permainan sesuai usia anak, sesuai saran Alvin Eden, M.D., profesor klinis di jurusan Pediatrics, Weil Medical College of Cornell University, New York:

Usia 0-1 tahun
Pastikan mainan tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan dapat dicuci. Boneka binatang sebaiknya merupakan satu bagian; bila ada tangan atau kaki juga tersambung dengan aman. Bagian wajah sebaiknya dilukis atau dibordir, sehingga tidak ada mata dari kancing yang bisa ditarik dan dilepas lalu ditelan. Mainan yang kecil dan ringan lebih mudah dipegang dan dipeluk oleh anak usia ini.

Mainan yang bergerak membantu mengembangkan kemampuan bayi untuk menaruh perhatian pada obyek. Bola yang mengeluarkan suara atau memiliki bagian-bagian yang bergerak di dalamnya memberikan stimulasi motorik, visual, dan pendengaran, serta membantu mengembangkan gerakan mata, merangkak, dan meningkatkan kemampuan motorik. Namun pastikan ia tidak dapat mengeluarkan bagian yang bergerak-gerak tersebut. Mainan yang bergemerincing juga akan menarik perhatian bayi melalui warna, suara, sentuhan, dan rasanya. Gelang-gelang yang didesain untuk merangsang pertumbuhan gigi boleh diberikan, asal tidak mudah patah, tidak ada bagian yang longgar, dan dapat dicuci.

Usia 12-18 bulan
Pada tahap ini, bayi sudah bisa berdiri dan duduk, namun ada yang belum bisa berjalan sendiri. Mereka senang memindah-mindahkan obyek, seperti mainan yang bisa ditarik-ulur dan menimbulkan bunyi, mainan yang bisa dibuka-tutup, memencet tombol, dan main ciluk-ba. Bayi juga senang bermain menyusun kotak, namun pilih kotak yang ditutup dengan kain yang lembut dan ringan. Tak perlu menyediakan terlalu banyak kotak, karena akan membingungkan anak.

Bayi senang dengan mainan yang dapat ditumpangi seperti mobil-mobilan, namun mainan ini berbahaya untuk anak yang belum bisa berjalan. Pastikan anak dapat naik-turun mainan dengan mudah, dan dapat melakukan manuver sendiri. Mainan yang bisa ditarik-ulur juga baik untuk anak yang sudah bisa berjalan.

Usia 18-24 bulan
Anak usia ini sudah mulai berbicara, dan tertarik dengan ukuran dan peletakan barang. Menyusun kotak berukuran besar akan menarik hatinya. Mulailah dengan satu set berukuran kecil, dan ganti dengan yang berukuran besar begitu minat anak berkembang. Kotak yang diberi wadah membuatnya asyik memasukkan dan mengeluarkan.

Mainan telepon memberikan anak terlibat dalam kegiatan orang dewasa, dan anak suka dengan suaranya. Bentuknya yang menyerupai tokoh kartun membantu anak tetap tertarik. Mainan mengenal bentuk mendorong anak untuk menggabung-gabungkan potongannya. Hal ini membantu mengembangkan koordinasi mata dan tangan, kemampuan mencari pasangannya, dan mengenali bentuk. Namun potongan mainan sebaiknya tidak terlalu banyak.

Mainan lain yang cukup baik antara lain bus dengan penumpang yang bisa dikeluarkan, hand puppets, atau boneka. Bermain dengan boneka bayi dan trolley-nya membantu anak mengembangkan imajinasi, bermain peran, dan membangun kemampuan sosial, selain membantu meningkatkan kemampuan motoriknya.

Usia 2-3 tahun
Anak sudah semakin kreatif. Mereka menyukai kegiatan orang dewasa, dan mainan yang realistis akan menstimulasi otak mereka. Kelompok usia ini juga menggemari mainan yang membutuhkan gerak dan ketangkasan.

Mainan atau boneka yang bisa berbicara, atau mainan instrumen musik juga populer. Semakin banyak fitur yang ditampilkan, semakin anak suka, selama masih mudah digunakan. Mobil-mobilan seperti truk baik untuk kegiatan di dalam atau luar rumah, begitu juga sandbox lengkap dengan ember dan sekop untuk menggali atau mengeruk pasir. Kereta api juga menyenangkan, karena anak bisa belajar meletakkan dan memungut kereta dari relnya.

Anak juga sudah bisa bermain puzzle yang sederhana. Permainan ini menguatkan koordinasi mata dan tangan, kemampuan mencocokkan, dan mengenali bentuk, serta akan membuatnya terus penasaran, sejauh sesuai dengan tingkat kemampuannya. Potongannya sebaiknya tidak terlalu kecil, supaya tidak mudah dimasukkan ke mulutnya juga. Mainan yang menunjukkan profesi, seperti perangkat kedokteran, atau memasak, juga mendorong kreativitasnya.

Usia 3-5 tahun
Anak-anak usia ini mulai menikmati kegiatan menggambar, mencoret-coret, dan memberi warna. Memberikan kertas dan krayon juga akan mendorong kemampuannya menulis. Mencoret-coret akan meningkatkan imajinasi dan kreativitas, dan menjadi sarana yang baik untuk mengekspresikan emosinya.

Permainan yang menggunakan papan (board games) seperti ular tangga mempertajam kemampuan visualisasi dan memorinya, karena membutuhkan imajinasi atau perhitungan mental. Permainan lain yang bisa mulai diperkenalkan adalah buku cerita, mainan untuk membangun sesuatu, mengenakan pakaian pada boneka dan berbagai aksesorinya, rumah-rumahan, puzzle dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan, dan sepeda. (fn/ia/ok/rw) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar