| by. Hidayatullah http://muntadaquran.net | ||||
Penghargaan Rasulullah saw kepada si 'Mahir' dan si 'Pemula' 
dalam belajar al-Qur'an
"Orang  mahir berinteraksi dengan al-Qur'an akan bersama para duta-duta  (malaikat Allah) yang mulia lagi berbakti (kepada Allah swt). Dan orang  yang membaca al-Qur'an dengan terbata-bata dan ia merasa berat maka  baginya dua pahala."(HR. Muttafaqun alaihi)
Bisa  membaca al-Qur'an dengan baik sesuai dengan hukum tajwid merupakan  suatu kenikmatan besar dari Allah swt kepada kaum muslimin dan muslimah.  Kenikmatan yang bukan sekedar kenikmatan sesaat, seperti halnya bentuk  kenikmatan dunia yang. Tapi  ia adalah kenikmatan yang permanen. Tidak  dibatasi ruang dan waktu. Malah menembus kedalaman hidup ini. Mengapa?  Sekali lagi karena al-Qur'an itu adalah mukjizat Allah yang besar dan  tak terkalahkan dengan semua kenikmatan lain yang ada di muka bumi ini.  Apabila di dunia ini kita merasakan kenikmatan harta, kekuasaan dan  popularitas bersifat semu dan menipu, maka tidak demikian halnya  al-Qur'an ini. Banyak sekali rahasia di balik kemukjizatan itu. Di  antara bentuk kenikmatan yang dimiliki oleh al-Qur'an adalah kenikmatan  ketika membacanya (tilawah). 
Tentu  setiap kita ingin sekali mengecap dan selalu tersirami dengan  kelembutannya yang dalam ketika membacanya. Karena tidak semua muslim  bisa memperolehnya, maka Allah membatasi bahwa hanya mereka yang serius  dan tetap istiqomah dalam mempelajarinya saja yang akan memperoleh  kemurahan-Nya ini.
Dalam  hadits di atas, Rasulullah saw memberikan penghargaan  setinggi-tingginya kepada kaum muslimin dan muslimah untuk senantiasa  belajar al-Qur'an. Di antara bentuk penghargaan yang paling menggiurkan  itu adalah kedudukan yang  sejajar dengan para malaikat yang mulia lagi  berbakti kepada Tuhannya di akhirat kelak. Inilah setinggi-tinggi sebuah  penghormatan. Mungkin di dunia kedudukan yang paling menggiurkan adalah  dipercaya menjadi ajudan dan pengawal presiden dengan segala fasilitas  keamanan dan jabatan. Tentu, itu adalah kedudukan yang banyak diidamkan  orang. Tapi, jelas itu bersifat semu dan akan selesai dengan berakhirnya  jabatan kepada negara itu.
Lain  halnya dengan penghormatan dari Allah, Sang pemilik Wahyu ini dan  Pemilik kerajaan langi dan dunia ini. Sebuah penghormatan yang istimewa  dan penuh prestise bagi sebagian hamba-hamba-Nya yang pandai dalam  menjaga amanah wahyu-Nya ini.  
Mahir  bisa diartikan sebagai kemampuan menguasai sesuatu dengan segala  seluk-beluk dan hakikatnya. Nah orang yang mahir terhadap al-Qur'an  adalah orang yang pandai tentang al-Qur'an. Dan ini harus dimulai dari  proses tilawah yang baik dan benar. Dari tilawah maka sedikit demi  sedikit keajaiban yang terkandung di dalamnya akan semakin terkuak,  seperti misalnya semangat ingin memahaminya lebih banyak dan mendalam  lagi, motivasi untuk menghafal ayat-ayatnya lebih banyak dan semangat  untuk mengaktualisasikan isinya dalam kehidupan nyata.
Selain  itu? Masih banyak lagi hal-hal lain yang berhubungan dengannya. Seperti  rasa penasaran untuk senantiasa mengetahui kedalaman samudera ilmunya  yang tak terbatas dalam bentuk mukizat demi mukjizat. Jujur saja,  apabila kita membuka al-Qur'an dan membaca terjemahannya maka kita akan  diajak untuk menelusuri sejarah hidup dan kemanusiaan sejak zaman dunia  ini ada sampai kelak semuanya kembali menghadap Allah swt. Subhanallah!  Tentu saja usia kita yang amat singkat ini akan sulit untuk bisa  merasakannya lebih jauh. Namun demikian, minimal kita bisa menikmati  keutamaan itu dari segi tilawahnya dahulu. Walaupun secara fitrah kita  ingin bisa mengeksplorasi isinya lebih dalam lagi.
Keutamaan  kedua dari hadits di atas adalah penghargaan Rasulullah saw kepada  mereka yang kemampuan interaksinya masih di bawah rata-rata atawa belum  memenuhi standar bacaan yang baik dan benar. Diilustrasikan di atas  bahwa bagi mereka yang masih membaca dengan terbata-bata maka baginya  dua pahala. Pertama; pahala niat untuk mempelajari al-Qur'an. Kedua;  pahala mengalami kesulitan dalam membacanya.Dua pahala ini tentu akan  didapatkan apabila yang bersangkutan istiqomah untuk terus  mempelajarinya sampai mahir. 
Subhanallah!  Sungguh luar biasa penghargaan Allah kepada kita, para pembelajar  al-Qur'an ini. Masing-masing tetap diberikan pahalanya, meski sedikit,  karena keinginan dan usahanya dalam membaca. Di sini bisa kita  perhatikan bagaimana Allah swt sedikipun tidak menyia-nyiakan usaha  hamba-hamba-Nya yang selalu berusaha dalam melakukan ibadah kepada-Nya.
Bagi  kita, sudah barang tentu penghargaan dalam mempelajari al-Qur'an  memiliki keistimewaan tersendiri di 'mata'-Nya. Karena Allah pernah  berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur'an dan Kami pula yang akan menjaganya."(Qs al-Hijr: 9) 
Semoga  kita diklasifikasikan menjadi hamba-hamba-Nya yang senantiasa  meningkatkan diri untuk menjadi mahir dan pandai membaca al-Qur'an  dserta mampu mengemban amanah ajaran yang dikandungnya dalam hidup ini. 
Wallahu a'lam bish-showab.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar