Minggu, 22 Mei 2011

Burqa Iringi Suasana Wisuda Universitas Cambridge
















LONDON (Berita SuaraMedia) – Para wanita Muslim akan diperbolehkan mengenakan burka di balik toga mereka dalam upacara wisuda Universitas Cambridge.
Aturan berpakaian yang ketat saat even akhir pendidikan itu telah dicabut oleh pihak universitas minggu ini.
Para pemimpin Muslim menyambut baik perubahan peraturan itu namun pemimpin Partai Nasional Inggris (BNP) dan alumni Sekolah Hukum Downing, Nick Griffin, mengkritik gerakan yang mengijinkan pemakaian jilbab itu.
Situs universitas menyebutkan aturan keras pakaian wisuda yang "wajib dikenakan saat upacara, dan jika tidak, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak akan diluluskan."
Ahsan Mohammed, pemimpin Muslim Newmarket, mengatakan, "Saya rasa ini keputusan yang sangat sensibel oleh pihak universitas. Ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan dan saya harap yang lain juga akan menyusul."
Namun Nick Griffin mengatakan, "Ini tidak mengejutkan. Sudah banyak jumlah mahasiswa Muslim di kampus-kampus kita. Dalam 20 tahun ke depan, semua mahasiswi akan diwajibkan untuk mengenakan burka."
Peraturan itu diubah saat mahasiswa asal Skotlandia menuntut agar mereka diperbolehkan mengenakan kilt (pakaian tradisional Skotlandia untuk pria).
Juru bicara Universitas Cambridge mengatakan, "Busana tradisional dan relijius diperbolehkan. Mahasiswa diharuskan mengenakan pakaian dan baju dalam warna gelap."
"Seragam militer juga diperbolehkan. Peraturan ini diklarifikasi tahun 2005 ketika larangan terhadap pemakaian kilt dicabut."
"Kami akan mengijinkan dipakainya burka secara penuh jika itu yang sehari-hari dikenakan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Sejauh ini belum ada yang meminta ijin pada kami untuk mengenakan burka."
Minggu lalu Shawana Bilqes, 18, diminta melepaskan burkanya saat ia berusaha mendaftar di Burnley College pada awal tahun ajaran.
Kepala sekolah kampus itu, John Smith, mengatakan bahwa semua mahasiswa dan staf mengenakan foto identitas untuk keamanan, karena itu pihak yang berwenang harus dapat melihat wajahnya.
Di Perancis, Presiden Nicholas Sarkozy mengatakan pada bulan Juni bahwa burka merendahkan wanita dan mengurangi kemampuannya.
Mengenakan burka telah dilarang di sekolah-sekolah publik Perancis sejak tahun 2004 di bawah sebuah hukum yang melarang simbol relijius apa pun dikenakan oleh para murid. (rin/ie/cn) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar