Senin, 23 Mei 2011

Disiplin Taliban Dalam Menyebarkan Pesan


 






KABUL - Taliban juga menunjukkan disiplin luar biasa dalam distribusi pesan terpadu, pemimpin gerakan tersebut telah memilih dua juru bicara - Zabihuallah Mujahid dan Qari Yusuf Ahmadi.

Pasca kematian Usamah bin Ladin, yang pernah menjadi tamu terhormat dari Taliban, awal bulan ini, juru bicara kelompok itu menahan diri dari berbicara dengan para wartawan sampai kepemimpinannya menyetujui pernyataan formal.

Dari lapangan, prajurit Taliban menggambarkan ketatnya rantai informasi dalam distribusi pesan, dimana pesan tersebut disampaikan dari pejuang di lapangan yang menghubungi komandan operasional jika suatu operasi telah sukses dilaksanan. Dari komandan, laporan tersebut kemudian diteruskan ke kantor media Taliban.

"Telepon genggam, internet, televisi - semua diciptakan oleh Barat, tapi Islam mengijinkan kita untuk menggunakannya dalam batas-batas agama kita," kata salah seorang pejuang Taliban yang berbicara dari Pakistan melalui Google Chat, pekan ini. Ikon profile dari pejuang tersebut dalam akun Google nya menggunakan pesawat tempur.

"Sekarang, satelit internet penting bagi mujahidin," kata pejuang itu. "Dan karena kita menggunakannya untuk memerangi kafir, maka tidak apa-apa."

Media Taliban bernama Daily Lookout Afghanistan, sebuah situs online berbahasa Inggris membahas fenomena Twitter Taliban ini. Dalam editorialnya situs itu meminta media internasional jangan mempercayai Twitter Taliban, karena itu adalah propaganda murahan, tidak punya kredibilitas dan berisi kebohongan.

Namun sesungguhnya yang paling terpukul dalam perang media ini adalah Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), organisasai payung dimana NATO beroperasi di Afghanistan ini adalah pihak yang paling terpukul dengan adanya Twitter Taliban.

ISAF pun membalas, juga dalam akun Twitter mereka, "Apa itu? Twitter Taliban dalam bahasa Inggris? Kebohongan adalah kebohongan, tidak peduli bahasa apa," kicauan ISAF dalam akun resmi mereka @ISAFmedia.

Beginilah perang media, pihak yang diserang pasti menyerang balik, toh tidak ada yang sampai terluka atau mati dalam perang media ini, mereka hanya akan merasa kalah, meskipun itu dalam bentuk tulisan. [muslimdaily.net/GP]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar