Senin, 06 Juni 2011

Gempa Ribuan Kali Gara-Gara Lapangan Lava di Bawah Arab Saudi

E-mail Cetak PDF
Gempa ribuan kali itu terjadi tahun 2009. Melanda Harrat Lunayyir, daerah barat laut Arab Saudi, gempa itu mencengangkan para ahli. Sebab di wilayah terpencil itu tak ada gunung berapi. Jadi sulit menemukan alasan mengapa gempa terjadi sesering itu. Setahun lebih melakukan penelitian, para ahli itu menemukan alasan mengapa bumi sering bergoyang. Di  bawah tanah di lokasi  gempa itu, terdapat lava (cairan magma pijar) dengan jumlah yang luar biasa besar. Lava raksasa itulah yang diduga memantik rangkaian gempa.

Sebagaimana dilberitakan msnbc edisi 27 September 2010 lalu, para ilmuwan menyebutkan hamparan lava di daerah itu sangat luas. Saking luasnya hamparan lava itu menyebabkan daerah itu disebut sebagai "Provinsi Lava". Dalam bahasa Arab, Harrat memang berarti hamparan lava.

Hamparan lapangan lava di dalam tanah itu mencapai sekitar 180.000 kilometer persegi. Lapangan lava itu terbentuk sejak 30 juta tahun lalu, atau sejak Saudi memisahkan diri dari Afrika, yang diduga menjadi salah satu pemicu terbentuknya Laut Merah.

Semula hampir semua ahli geologi  menduga bahwa bagian barat laut Arab Saudi itu termasuk wilayah yang tenang. Tetapi, beberapa gempa bumi dan letusan gunung berapi yang terjadi belakangan ini mengubah segalanya. Daerah itu kini diduga sebagai lokasi vulkanik aktif.
Pada bulan April dan Juni 2009 lebih dari 30.000 gempa bumi melanda lapangan lava kuno itu. Sebanyak 19 gempa bumi tercatat sebesar 4 pada skala richter.

Puncaknya pada 19 Mei 2009, terjadi gempa berskala 5,4 skala richter yang menyebabkan dinding rumah warga kota Al Mandy mengalami kerusakan. Sensor gempa bahkan menyebutkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi letusan gunung berapi. Saat itu, pemerintah Arab Saudi mengevakuasi sekitar 40.000 penduduk dari lokasi.
John Pallister, vulkanologis dan Kepala US Geological Survey (USGS) untuk program bantuan bencana gunung api,  mengatakan bahwa  proses pembentukan Laut Merah masih berhubungan dengan rantai gunung berapi dan hamparan lava di bawah tanah itu.
Sebelumnya, fenomena aneh terdapat di Gurun Karakum di  Turkmenistan. Di dekat desa  terpencil, Derweze yang dihuni 350 orang, terdapat sebuah kawah selebar 60 meter dan dalam 20 meter. Kawah ini terus-menerus mengeluarkan api dan terbakar selama 38 tahun.

Oleh penduduk setempat, kawah membara ini disebut sebagai Kawah Gas Darvaza atau juga lebih terkenal sebagai 'Gerbang Neraka'. Kawah ini bisa terlihat dari jarak beberapa kilometer.

Ini bukan fenomena alam, melainkan hasil dari kecelakaan industrial. Pada tahun 1971, sebuah rig pengeboran Uni Soviet tak sengaja mengenai gua bawah tanah yang menyimpan gas alam dalam jumlah yang masif.

Itu menyebabkan tanah runtuh dan seluruh rig pengeboran masuk ke dalamnya. Gas alam beracun bocor dari lubang itu.

Untuk menanggulangi bencana lingkungan yang potensial, Soviet mengatur bentuk lubang. Kawah tidak berhenti terbakar sejak itu.

Fenomena ini telah menarik turis asing yang melakukan perjalanan ke Turkmenistan. Video 'Gerbang Neraka' juga jadi hits di YouTube, dan diakses jutaan orang -- meski beberapa salah menyebutkan lokasinya, di Uzbekistan.

Pada April 2010, Presiden Turkmenistan, Kurbanguly Berdymukhamedov 'Gerbang Neraka'.

Ia memerintahkan otoritas setempat untuk mencari cara untuk mengatasinya dan menjamin tidak akan menghambat pengembangan ladang gas di dekatnya.

Berdymukhamedov mengatakan bahwa "anomali ini'  telah menghambat pengembangan industri eksplorasi bawah tanah di Karakum. (fn/v2v) www.suaramedia.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar