Minggu, 12 Juni 2011

Menjadi Pebisnis Tangguh Yang Mampu Bertahan di Situasi Tersulit

E-mail Cetak PDF
Pebisnis yang tangguh, adalah pebisnis yang mampu bertahan dan bangkit lagi dalam situasi tersulit sekalipun. Situasi tersulit karena dapat saja bisnis bangkrut yang disebabkan oleh salah urus/salah manajemen, ditipu mitra, ditipu karyawan, menurunnya daya beli, tertinggal tren bisnis, atau karena sebab lain, seperti bencana alam dan kebakaran, dll. Semua pebisnis memiliki peluang yang sama untuk sukses. Tetapi semua juga berpeluang mengenyam ‘kegagalan’. Sebagian besar pebisnis yang mampu bertahan adalah yang mampu bangkit dan beradaptasi dengan situasi terbaru yang terjadi setiap saat.
Seorang pebisnis ‘dilarang’ sombong dan meng’aku’kan dirinya, karena cobaan terhadap bisnisnya dapat datang setiap saat. Karena itu, filosofi pebisnis sukses adalah melayani, memberi, berlapang dada, serta sabar dan tekun. Baginya, semua itu adalah bagian dari sisi kehidupan seorang pebisnis.
Asto Waluyo dan Ari Kuntari, suami istri, keduanya adalah pebisnis dari Purwokerto. Kepada Majalah Wirausaha dan Keuangan, mereka berbagi pengalaman tentang bagaimana bangkit dari keterpurukan, dan percaya diri menghadapi tantangan baru yang datang.
“Usai menikah, kami membangun bisnis bersama istri. Usaha kami maju, dengan mendirikan beberapa cabang usaha di beberapa daerah. Bahkan kami juga mampu mendirikan beberapa usaha lagi hingga melakukan ekspansi ke Jakarta. Hingga akhirnya cobaan itu datang,” cetus Asto Waluyo, yang kini sering berbagi pengalaman bisnis di berbagai seminar tentang kewirausahaan ini.
Asto mencoba merunut, beberapa kejadian yang membuat usahanya goyah, yaitu saat para karyawan dan orang-orang kepercayaan meninggalkannya karena suatu hal.
“Suatu saat karyawan saya yang ada di Jakarta melakukan demonstrasi besar-besaran. Terjadi salah komunikasi. Hal ini membuat manajemen kantor cabang, termasuk kantor di Tegal, Purbalingga, dan cabang lainnya,  terpengaruh. Tidak tanggung-tanggung, lima orang manajer, dan semua karyawan semuanya keluar, hanya tersisa satu orang,” kenangnya.
Hal ini yang membuat dirinya, harus bekerja dari nol lagi dan merajut kembali pekerjaan yang selama ini dipercayakan kepada stafnya. Namun ujian tidak berhenti sampai di sini. Beratnya masalah yang harus diselesaikan, membuat istrinya, Ari Kuntari, terserang kanker tiroid, dan berjuang dengan penyakitnya.
Asto tidak menyerah. Kehadirannya di Jakarta untuk mengikuti tender proyek pelatihan tidak menyurutkannya untuk pulang.  Selain harus berjuang untuk menegakkan kembali usahanya yang runtuh, memikirkan kesehatan istrinya yang sedang ‘jatuh’,  Asto juga masih harus menepis isu-isu mengenai kebangrutan bisnisnya di hadapan klien-kliennya, kampanye hitam yang dihempuskan oleh mantan karyawannya yang memiliki usaha sejenis, dan ikut serta dalam tender-tender yang juga diikutinya.
“Mereka sengaja menjatuhkan saya dan perusahaan saya di depan klien-klien saya, di mana mereka juga memperebutkan pekerjaan dari klien-klien saya sebelumnya. Hal itu tidak terlalu saya hiraukan. Saya tetap bertindak professional, dan senang mereka dapat membuat bisnis sendiri yang saya ajarkan sebelumnya. Dan mereka tidak harus selalu mengabdi kepada kita bukan,” pungkasnya.
Pengalaman jatuh bangun membangun bisnis, hingga mampu mendirikan usaha tak kurang dari 15 unit usaha selama 18 tahun ini kini ia tuangkan dalam sebuah buku yang diberi judul Indahnya Bisnis Suami Istri, Kisah Sukses dan Kiat Membangun Bisnis Bersama Pasangan.
Melalui Stamco Consulting, Asto dan Ari Kuntari terus menularkan pengalamannya agar setiap pebisnis mampu menghadapi setiap perubahan, dan dapat bangkit dan tegak lagi jika didera berbagai kesulitan. Karena seperti yang ditulis dalam awal artikel ini, pebisnis hebat adalah mereka yang mampu bangkit ketika menghadapi semua kesulitan. Ingin berbagi cerita dengan Asto dan Kuntari? Silakan kontak di telepon (021) 8281364,8300514 Fax. (021) 8300514. (majalahwk.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar