- Nama-nama surat
- Isymaam
- Imaalah
- Juz
- Al-Huruuf al-Muqaththa‘ah
- Hizib
- Rasam Usmani
- Ruku‘
- As-Sab‘uth Thiwaal
- Sujud Tilawah
- Adh Dhabth
- Tanda-tanda waqaf
- Qiraat
- Qiraat terkenal
- Mu‘anaqah
- Mu‘awwadzatain
- Al-Mufashshal
- Manzil
- Waqaf Lazim
Nama-nama surat: nama-nama surat sudah jelas, berikut ini kami sebutkan surat-surat yang mempunyai lebih dari satu nama:
- At-Taubah: Dinamakan juga Baraa-ah
- Al-Israa’: Dinamakan juga Bani Israil
- Faathir: Dinamakan juga Al-Malaaikah
- Ghaafir: Dinamakan juga Al-Mu’min
- Fushshilat: Dinamakan juga Haa, Miim As-Sajdah
- Al-Insaan: Dinamakan Ad-Dahr
مَا لَكَ لا تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ
[Yusuf: 11]. Dilekatkannya dua bibir saat mengucapkan nun bertasydid ini untuk menunjukkan bahwa nun pertama adalah dhammah dan diidghamkan (dileburkan) ke nun kedua, aslinya adalah
تأمَنُنَا
Tanda Isymaam adalah titik besar yang berlubang tengahnya dengan bentuk tertentu di atas akhir mim, sebelum nun bertasydid, demikian: 


Adapun Isymaam yang khusus untuk waqaf (berhenti) adalah melekatkan dua bibir pada saat mengucapkan huruf yang berbaris dhammah dan marfu‘ ketika berhenti padanya. Misalnya pada kata
نَسْتَعِينُ
dalam firman Allah
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
[Al-Faatihah: 5] setelah menyukunkan nun karena waqaf.Imaalah: Memiringkan pengucapan fathah ke kasrah dan pengucapan Alif ke Ya’ tanpa pengubahan penuh, dan isyba‘ yang berlebihan. Imaalah ini adalah Imaalah murni yang juga dinamai dengan Idhjaa‘. Satu-satunya kata yang dibaca dengan Imaalah pada riwayat Hafsh dari ‘Ashim adalahمَجْرَيهَا
pada firman Allah:
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَيهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
[Hud: 41]. Di situ fathah Ra’ dimiringkan hingga mendekati bunyi kasrah, dan Alif dimiringkan hingga mendekati bunyi Ya’. Tanda yang menunjukkan hal itu adalah titik besar yang tengahnya berlubang di bawah Ra’dengan bentuk tertentu, demikian: di bawah ra’ titik kosong di tengah dengan bentuk tertentu (
) seperti ini:
: Lihat Tanda-tanda waqaf.Juz: Kitab Suci Alquran dibagi menjadi 30 juz yang berdekatan agar mudah dibaca dalam satu bulan. Setiap juz dibagi menjadi dua hizib. Berikut ini permulaan setiap juz yang tiga puluh:
- Awal Al-Fatihah
-
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا
[Al-Baqarah: 142] -
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
[Al-Baqarah: 253] -
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ
[Ali Imran: 93], menurut pendapat sebagian ulama dimulai dari ayat 92, yaitu:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ 
-
وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
[An-Nisaa’: 24]
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ ءَامَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
[Al-Maaidah: 82], menurut pendapat lain dimulai dari ayat 83, yaitu:
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ 
وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى [Al-An‘aam: 111] إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ وَهُمْ أَغْنِيَاءُ [At-Taubah: 93], menurut sebagian ulama dimulai dari ayat 94, yaitu: يَعْتَذِرُونَ إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ ![]() وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي [Yusuf: 53] الر تِلْكَ ءَايَاتُ الْكِتَابِ وَقُرْءَانٍ مُبِينٍ [Al-Hijr: 1], menurut sebagian ulama dimulai dari ayat 2, yaitu: رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ ![]() سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى [Al-Israa’: 1] وَقَالَ الَّذِينَ لا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا [Al-Furqaan: 21] فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا ءَالَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ [An-Naml: 56], menurut sebagian ulama dimulai dari ayat 60, yaitu: أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ![]() وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ [Al-‘Ankabuut: 46] , menurut sebagian ulama dimulai dari ayat 45, yaitu مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ ![]() وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ [Al-Ahzaab: 31] وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ [Yaasiin: 28], menurut sebagian ulama dimulai dari ayat 22, yaitu: وَمَا لِيَ لا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ![]() Hizib: Setengah juz Rasam Usmani: Ilmu yang dengannya diketahui perbedaan penulisan Mushaf Usman dengan kaedah-kaedah penulisan Arab yang biasa. Ruku‘: Di daerah anak benua India, Mushaf dibagi ke dalam ruku‘-ruku‘. Yaitu beberapa ayat yang sebaiknya dibaca dalam satu rakaat. Ditandai dengan huruf ع [‘Ain] yang diletakkan di pinggir kanan dan kiri Mushaf. As-Sab‘uth Thiwaal (Tujuh surat yang panjang) , yaitu: Surat Al-Baqarah, Ali ‘Imran, An-Nisaa’, Al-Maaidah, Al-An‘aam, Al-A‘raaf dan yang ketujuh adalah; Al-Anfaal dan At-Taubah digabung atau surat Yunus. Sujud Tilawah: Sujud yang disunahkan pada saat membaca atau mendengar beberapa ayat tertentu dalam Alquran. Jumlah ayat-ayat itu adalah lima belas, yaitu:
Demikianlah ayat-ayat sajdah itu, selanjutnya perlu diketahui bahwa ayat sajdah kedua dalam surat Al-Hajj, ayat-ayat sajdah yang berada pada surat Shaad, An-Najm, Al-Insyiqaaq, dan al-‘Alaq diperselisihkan oleh para ulama. Sebagai tanda ayat-ayat sajdah itu adalah gambar mihrab pada akhir setiap ayat dan ditulis kata سجدة pada pinggir halaman. : Lihat Tanda-tanda waqafAdh Dhabth (Ortografi): Suatu ilmu yang dengannya diketahui hal-hal yang menunjukkan kepada keadaan-keadaan huruf yang berupa; fathah, dhammah, kasrah, sukun, tasydid, panjang dan lain sebagainya. Dinamai juga dengan Syakl (baris = harakat) Tanda-tanda waqaf (berhenti): Tanda-tanda yang diletakkan di Mushaf agar pembaca mengetahui letak waqaf dan washl (terus). Tanda-tanda ini berjumlah enam, seperti berikut ini: : Tanda Waqaf Lazim; harus berhenti, seperti:![]() ![]() : Tanda Waqaf Mamnuu‘: dilarang berhenti, seperti:![]() ![]() : Tanda Waqaf Jaiz (boleh) yang berhenti atau terus sama hukumnya, seperti:![]() ![]() : Tanda Waqaf Jaiz yaitu: Boleh berhenti, tapi lebih baik diteruskan, seperti:![]() ![]() : Tanda Waqaf Jaiz, yaitu: Boleh berhenti, dan itu lebih baik. Seperti:![]() ![]() : Tanda waqaf mu‘anaqah: hukumnya boleh memilih, jika berhenti pada yang pertama, pada yang ke dua harus terus atau sebaliknya, seperti:![]() ![]() Qiraat (bacaan): Perbedaan kata-kata wahyu dalam lafal, membawakan, dialek dan posisi dalam kalimat yang kesemuanya diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi saw. Qiraat terkenal: Qiraat yang terkenal ada sepuluh, masing-masing dinisbahkan kepada seorang imam qiraat, yang terkenal dengan dua orang rawi. Berikut ini, nama-nama imam tersebut beserta para perawi mereka:
: Lihat Tanda-tanda waqafMu‘anaqah: Lihat Tanda-tanda waqaf Mu‘awwidzatain: Surat Al-Falaq dan An-Naas Al-Mufashshal: Semua surat mulai dari surat Qaaf sampai akhir An-Naas. Hal ini menurut pendapat yang kuat. Ia terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
|
) seperti ini: 
: Lihat
: Tanda Waqaf Lazim; harus berhenti, seperti:
: Tanda Waqaf Mamnuu‘: dilarang berhenti, seperti:
: Tanda Waqaf Jaiz, yaitu: Boleh berhenti, dan itu lebih baik. Seperti:
: Tanda waqaf mu‘anaqah: hukumnya boleh memilih, jika berhenti pada yang pertama, pada yang ke dua harus terus atau sebaliknya, seperti:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar