Selasa, 12 Juli 2011

Kisah : Anak Yang Buta Mampu Menghafal Al Quran Dalam Waktu 2 Tahun













Faishol Da'sy Al-Qothoni, seorang bocah berusia 12 tahun yang mengalami buta sejak lahir. Beberapa tahun lamanya ia hidup di tengah-tengah iklim yang tidak bersahabat dan menggelisahkan karena ia tak mampu melihat lingkungan sekitarnya.

Ia tidak putus asa atau membiarkan dirinya menjadi mangsa keterasingan. Setelah Allah mengkaruniakan rahmat kepadanya, maka Allah mengganti penglihatannya dengan kemampuan menghafal dalam taraf yang menakjubkan. Ia mampu menghafal Al Quran hanya dalam rentang waktu 2 tahun saja di tengah decak kagum banyak orang kepadanya. Bila anda bertemu dengannya, maka ia akan menyambut anda dengan lapang dada. Anda akan merasa seolah-olah anda telah mengenalnya sejak lama. Dalam raut mukanya terlihat tanda-tanda senyum, keceriaan dan kebahagiaan. Ia memiliki sejumalah keistimewaan. Kecerdasannya begitu tajam. Kemampuannya melampui anak-anak seusianya. Sehingga ia menjadi pusat sanjungan banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Ia berbicara dengan bahasa Arab yang fasih dan lancar. Bahasanya amat bagus. Ia menuturkan, "Nama saya Faishol Da'sy Al-Qothoni. Saya dilahirkan di Riyadh. Saya masuk madrasah An-Nur selama 3 tahun, setelah itu saya pindah ke sekolah tahfiz Al Quran. Berkat karunia Allah dan dorongan kedua orang tua saya serta usaha keras para guru saya, saya mampu menghafal Al Quran dengan baik. Awalnya, saya sering mendengar bacaan Al Quran. Saya senang dengan bacaan dan tartilnya Syaikh Sudais. Selanjutnya, saya tertarik dengan suara Kholid Al-Qohthoni. Maka, ayahku menghadiahkan kaset morrotal 30 juz dengan bacaan Kholid Al-Qohthoni."

Ia melanjutkan, "Saya hafal Al Quran 30 juz, ditambah dzikir pagi dan petang, doa tidur, doa makan serta sejumlah hadist."

"Kenapa kamu berbicara dengan bahasa yang fasih dan enggan berbicara dengan dialek pasaran?"

"Bahasa yang fasih adalah bahasa Al Quran serta bahasa seluruh bangsa Arab. Sehingga, kita wajib menjaganya serta menyebarluaskannya di tengah-tengah generasi ini."

"Apakah kamu tahu berita dunia saat ini?"

Pamannya menjawab, "Ia senantiasa mengikuti berita terkini. Ia lebih banyak mengetahui daripada orang-orang dewasa. Ia hafal nama-nama pemimpin dunia, nama negara, ibu kota, serta peristiwa-peristiwa penting di belahan dunia."

"Pesan apa yang bisa kamu sampaikan kepada saudara-saudaramu serta teman-temanmu sesama muslim?"

Faishol menjawab dengan penuh percaya diri dan sikap tenang, "Aku pesankan kepada mereka agar tidak lalai. Aku peringatkan kepada mereka akan tipu daya setan dan hendaknya mereka tidak menuruti syahwat serta tidak membuang-buang waktu mereka di depan layar TV melihar acara-acara yang tidak bermanfaat, bahkan merugikan. Juga aku pesankan kepada mereka agar menaruh perhatian kepada Al Quran, banyak membacanya, serta berusaha menghafalnya."

"Bagaimana kamu menghafal Al Quran? Apakah ada metode khusus yang kamu praktekkan?"

Faishol menjawab, "Allah memberikan petunjuk kepadaku untuk menempuh metode dengan cara mendengarkan kaset. Aku menaruh tape di dalam kamar dan menyambungnya dengan kabel. Aku dapat menghidupkannya dengan cara  menekan tombol listrik (saklar) yang ada di tembok. Secara otomatis, bacaan terulang-ulang hingga selesai proses hafalan seluruh yang ada di kaset. Kemudian aku menggantinya dengan yang lain."

Subhanallah, dengan keterbatasannya, anak ini mampu menghafal Al Quran hanya dalam waktu 2 tahun. Bagaimana dengan kita yang sehat ?

"Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan Al Quran ini dan merendahkan pula dengannya kaum yang lain"

---kisah diambil dari buku "Seni Menghafal Al Quran"---

(Suaramedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar